View Full Version
Senin, 02 Nov 2015

Merusak Mobil dan Aniaya Buruh, KSPI dan KAU Siapkan 5 Juta Buruh Turun ke Jalan

JAKARTA (voa-islam.com)- Melalui Konfederansi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dadn Komite Aksi Upah (KAU), buruh akan terus menggelar aksi besar-besaran diseluruh Indonesia dan akan melakukan Mogok Nasional serempak di 25 provinsi dan 200 Kab/kota. Dan 5 juta orang buruh akan ikut mogok nasional tersebut pada 18- 20 November 2015.

Mogok Nasional akan dilakukan dengan menghentikan proses produksi di seluruh kawasan industri dan di Bursa Efek Indonesia. “Bahkan buruh pelabuhan, bandara, dan jalan tol akan bergabung dalam aksi masif ini, kebrutalan dan kekerasan polisi terhadap buruh dalam aksi 30 Oktober lalu di Istana makin memperkuat solidaritas buruh dan tidak akan takut terhadap kekerasan polisi yang selalu mengatasnamakan negara dan hukum,” demikian siaran pers yang diterima voa-islam.com, kemarin.

Menghancurkan mobil-mobil dan menganiaya tidak akan menyurutkan langkah buruh untuk terus menggelorakan semangat untuk menekan pemerintah mencabut tuntutan awal, yaitu dicabutnya PP No. 78 Tahun 2015.

Atas nama hukum, KSPI juga heran kepada pemerintah. Pemerintah dinilai ambigu merespon aksi buruh, khususnya pada waktu tanggal 30 Oktober lalu. Jokowi-JK pun dipertanyakan kekuasaannya dalam menangani buru Indonesia.

“Apakah menghancurkan mobil-mobil milik buruh dibenarkan? Bahkan menganiaya buruh seperti binatang apakah dibenarkan atas nama negara hukum(rechstat) ini? Atau sesungguhnya pemerintahan Jokowi-JK sedang memainkan peran arogansi kekuasaan atas nama negara (machstat) yang tidak boleh dikritik.”

Membungkam suara buruh dan rakyat yang tidak sejalan dengan kebijakan ekonomi kapitalis seperti subsidi BBM dicabut yang mengakibatkan daya beli menurun 30%, harga barang naik dan negara tidak berdaya terhadap pasar,pekerja asing masif masuk,harga gas dan listrik yang mahal,ongkos transportasi yang mahal,buruh tidak lagi mempunyai kemampuan beli rumah tipe 21. “Bahkan program 1 juta rumah hanya retorika dan pencitraan.”

Belum lagi, kini orang miskin makin bertambah,angka pengangguran meningkat,PHK di mana-mana, jaminan pensiun yang basa-basi hanya dapat Rp 300 ribu/bulan. Petani makin miskin dan kehilangan tanahnya meningkat. Kebakaran asap yang berlarut-larut tanpa dinyatakan bencana nasional hanya karena takut investasi asing perkebunan sawit akan kabur padahal puluhan ribu orang terkena dampaknya, yaitu menurunnya pendapatan buruh kebun dan banyak buruh tidak masuk kerja karena pabrik meliburkan akibat bencana asap. (Robigusta Suryanto/voaislam.com)


latestnews

View Full Version