View Full Version
Senin, 09 Nov 2015

Siapa Michael Buehler yang Bocorkan Kunjungan Jokowi ke AS Menggunakan Broker?

JAKARTA (voa-islam.com) – Siapa Michael Buehler, yang membocorkan pertemuan Jokowi-Obama itu, hasil kerja broker (konsultan), yang harus dibayar $80.000 dolar? Adakah Michael Buehler “dipakai” oleh pemerintah Cina, yang ingin mempermalukan Jokowi?

Karena Jokowi dinilai "selingkuh" bertemu dengan Obama, dan mendukung TPP (Trans Pasific Partnership), yang sangat ditolak oleh Cina. Cina mendukung TPP, dan tidak ikut dalam kelompok baru regional yang digagas oleh Obama, yaitu TPP, tujuannya melakukan liberalisasi ekonomi dan perdangan diantara 12 negara anggotanya.

Sekarang “bocornya” pertemuan antara Jokowi dan Obama itu, menjadi gujingan dan perdebatan yang luas, dan peranan perusahaan “broker” yang menjadi perantara, tentang bertemunya antara Jokowi dan Obama.

Persaingan antara Cina dan Amerika, bukan hanya menyangkut masalah ekonomi, tapi menyangkut masalah keeamanan, terutama “dispute” Laut Cina Selaran yang semakin keruh.

Sementara iltu, dalam dokumen surat perjanjian yang diungkap pengajar ilmu politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies, Universitas London, Michael Buehler, terdapat beberapa kesepakatan antara pelobi dan pemerintah Indonesia dalam mengatur kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Barack Obama.

Dalam surat tersebut tercantum nama salah satu perusahaan jasa konsultan asal Singapura bernama R&R Partners Inc. Surat tersebut diterima Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada 17 Juni 2015 pukul 06.04 waktu setempat. Konsultan asal Singapura itu,
selanjutnya membayar US$ 80 ribu kepada pihak ketiga yang memfasilitasi pertemuan Jokowi dengan Obama, yaitu Pereira International PTE LTD.

Perjanjian tersebut ditandatangani pada 8 Juni 2015 oleh R&R Partners dan Pereira International PTE LTD. Berdasarkan isi perjanjian tersebut tertulis bahwa konsultan akan memberikan jasa konsultasi dan lobi kepada pihak Indonesia. Adapun pelayananan jasa yang ditawarkan, di antaranya Jokowi akan menghadiri pertemuan dengan para pemangku kebijakan dan anggota kongres serta cabang eksekutif, termasuk Kementerian Luar Negeri.

Konsultan itu juga mengusahakan pertemuan dengan gabungan kongres selama kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat. Selain itu, mengagendakan pertemuan dengan sejumlah tokoh, media, masyarakat, dan organisasi swasta berpengaruh serta berafiliasi dengan AS untuk mendukung usaha Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, dalam dokumen itu terdapat sembilan pasal dan 37 ayat yang berisi perjanjian dalam permohonan jasa konsultan dan layanan lobi di bidang hubungan internasional bagi pemerintah Republik Indonesia.

Buehler melihat lemahnya koordinasi dalam merealisasikan kunjungan Presiden Jokowi sebagai agenda politiknya, terutama pada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaian.

Padahal, dalam agenda perjalanan ini seharusnya berada di bawah Kementerian Luar Negeri. Namun justru Luhut Panjaitan terbang ke Amerika Serikat untuk mengurus agenda kunjungan tersebut. Sontak, Menteri Retno langsung mendapatan kritik dari publik.

"Mengapa konsultan Singapura membayar US$ 80 ribu ke perusahaan PR Las Vegas untuk melakukan lobi bagi pemerintah Indonesia?" tulis Buehler dalam artikelnya.  Dalam pembayaran misterius tersebut, Buehler mempertanyakan adanya kerenggangan dalam tubuh pemerintahan Joko Widodo.

Namun, Menteri Retno menampik kabar tersebut, dan dalam konferensi pers yang digelarnya, Retno menegaskan tak ada jasa pelobi dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi  ke Amerika Serikat. Sungguh sangat luar biasa kunjungan Jokowi ke Amerika penuh dengan liku-liku, termasuk menggunakan jasa “broker”. (sasa/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version