JAKARTA (voa-islam.com) – Pressure (tekanan) reshufle dari berbagai kelangan semakin keras. Sekarang, semakin santer tentang pergantian Jaksa Agung Prasetyo, kader Nasdem. Meskipun, pergantian Jaksa Agung itu, dibantah oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Memang, Jusuf Kalla, menjadi wakil presiden, berkat dukungan Surya Paloh, yang melakukan loby kepada Mega. Salah satu syarat dukungan Nasdem kepada Jokowi, jika Jusuf Kalla menjadi wakil presiden.
Sekarang hubungan antara Surya Paloh, Mega dan Jokowi sudah tamat. Tidak ada lagi. Ini dimulai sejak di depaknya Menko Polhukam Edi Tedjo dari jabatannya, dan yang menggantikan adalah “shohib”nya Jokowi, yaitu Letjen Luhut Binsar Panjaitan. Luhut menjadi “penjaga” Jokowi, dan akan terus mengamankan Jokowi.
Sekarang sudah santer, bahwa Jaksa Agung Prasetyo bakal di depan dari kabinetnya Jokowi. Di depaknya Prasetyo itu, terkait dengan kasus Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, yang sekarang menjadi tersangka. Gatot dan istrinya Evi, menyeret Sekjen Nasdem. Tentu, yang paling menyentak, berlangsung pertemuan antara Gatot dan Evi, dengan Surya Paloh dan Patrice Rio Capella, di kantor pusat Nasdem.
Nampaknya, hubungan antara Surya Paloh, Mega, dan Jokowi bakal berakhir. Jika besok Jaksa Agung, dicopot, dan diganti, maka ini menandakan berakhirnya hubungan antara Jokowi dan Nasdem. Termasuk hubungan Nasdem dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Ini berarti Jokowi harus memasuki hari-hari yang penuh konflik. Jokowi akan menghadapi intrik-intrik dari “shohibnya” dahulu. Ini akan berdampak bagi stabilitas politik Indonesia.
Konon, Hamdan Zoelva, yang sudah berani melawan “bosnya” yaitu Yusril Ihza Mahendra, saat Hamcan Zoelva menjadi Ketua MK (Mahkamah Konstitusi), dan ketika Yusril mewakil gugatan KMP ke MK, justru Hamdan Zoelva memenangkan pasangan Jokowi-JK. Gugatan terkait pilpres itu, tidak sedikitpun memperhatikan keberatan pihak penggugat yaitu Prabowo-Hatta Rajasa yang diwakili Yusril Ihza Mahendra.
Sekarang Jokowi bakal mengganjar Hamdan Zoelva dengan jabatan Jaksa Agung. Inilah sebuah perkembangan politik baru. Jokowi akan terus berada di pusaran konflik diantara partai politik. Jika Jokowi membuang seluruh “orang-orang” partai, termasuk dari anak buah “Cak Imin” (Muhaimin Iskandar), maka kedudukan Jokowi akan semakin lemah. Kita tunggu sampai besok (hari Selasa), adakah Jokowi akan melantik Hamdan Zoelva. (sasa/voa-islam.com)