View Full Version
Jum'at, 13 Nov 2015

Pengamat Intelijen: Kacamata Orang Luar Sebut Indonesia Saat Ini Krisis dan Terancam

JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat intelijen, John Mempi menganalisa bahwa kejadian pemerintahan saat ini tidak jelas di mana letak revolusinya (baca: revolusi mental). Bahkan ia mempertanyakan pejabat dan anggota dewan yang sibuk adu jotos melalui kata-kata, yang justru mengaburkan kriteria dan kategori untuk menyelamatkan NKRI.

“Ini revolusiner apa? Lihat saja DPR, pejabat dan presiden justru sibuk berantem. Katanya menyelamatkan NKRI? Apa yang diselamatkan?! tegasnya kepada wartawan, di Jakarta, kemarin (12/11/2015).

Indonesia yang masuk ke dalam kriteria, dan terlihat saat ini terancam pun pemerintah seakan tidak mengetahuinya. Padahal jika dilihat dari kacamata orang luar, Indonesia menurutnya sudah cukup dikatakan sedang terancam. Dan krisis.

“Kacamata orang Barat, Indonesia itu sudah mengalami krisis. Namun pemerintah seolah tidak merasakan adanya krisis dan ancaman ini,” ucapnya.

Beberapa lembaga atau institusi pun menurutnya telah terancam dari oknum-oknum luar. Akan tetapi, lgai-lagi, John melanjutkan, pemerintah tidak memandang hal sama karena berbeda persepsi. “Semua komponen dari lembaga atau institusi sedang terancam, termasuk BIN,:” bebernya.

Menurutnya, saat ini Indonesia sedang dihadapi oleh situasi yang rentan terhadap perang, yakni perang kata-kata dan senjata. Hanya saja saat ini ia mengatakan bahwa Indonesia sedang menghadapi perang melalui kata-kata.

“Ada sesuatu dengan negara kita saat ini. Di dunia ini ada dua gerakan yang menentukan di dalam pemerintah, yaitu kata dan senjata.. jika diplomasi gagal, tentunya dengan senjata, bukan? Saat ini baru memasuki tahap kata-kata saja,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa situasi saat ini berbeda dengan situasi beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 1990-an, yang jika ada persoalan dimulai dari bawah. Namun saat ini tidak demikian, justru saat ini persoalan muncul dari atas terlebih dahulu. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version