View Full Version
Jum'at, 13 Nov 2015

Rakyat Menilai Pemerintah, Pengamat: Terbalik, Kini Pemerintah Menilai Rakyatnya

JAKARTA (voa-islam.com)- Jika di antara kita, rakyat Indonesia mengingat masa-masa tahun 1998, tentunya yang paling diingat ialah bagaimana pemerintahan saat itu tidak terkendali. Pemerintah lemah, tidak berdaya karena menghadapi tuntutan-tuntutan masyarakat yang saat itu tidak lagi mempercayai kepemimpinan Orde Baru.

Pengamat intelijen, John Mempi coba menganalogikan kondisi saat itu dengan saat ini, yakni di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. John mengtakan bahwa kondisi tahun 1998 dengan sekarang bisa saja sama karena kenyataannya saat ini negara memang dilihat lemah, walau saat itu dan saat ini pemerintah tidak mengakuinya. Mulai dari keamanan yang lemah, barang-barang naik, BBM naik, hukum pun juga lemah.

“Kita harus belajar dari tahun 1998, di mana keadaan negara saat itu sedang lemah. Tidak perlu merekayasanya untuk hal demikian. Negara lemah itu bisa dilihat dari, misalnya saja keamanan lemah, preman meningkat. Dan memang negara saat ini lemah. Namun penyelenggaran (pemerinta) saja yang tidak mengakui bahwa sedang lemah,” ucapnya di Jakarta, kemarin (12/11/2015).

Ia mencontohkan, bagaimana di saat pemerintaha itu lemah yakni lepasnya pulau Indonesia Sipadan dan Ligitan. Hal itu dinyatakan olehnya karena pada saat itu hukum Indonesia memang sedang lemah.

“Jika pemerintah tidak mau dinilain oleh rakyat, lalu oleh siapa yang akan menilai pemerintah? Lihat saja Sipadan dan Ligitan sudah lepas,” kenangnya.

John menyesali pemerintahan saat ini yang tidak menyadari bahwa Indonesia memang sedang lemah. Justru pemerintah berkilah negara ini baik-baik saja. Dan bahkan pemerintahan yang justru menilai rakyatnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version