View Full Version
Kamis, 26 Nov 2015

APINDO Diduga Merencanakan Pembunuhan Kepada Buruh Indonesia

JAKARTA (voa-islam.com)- Presiden KSPI, Said Iqbal itu akan lakukan gugatan pidana terhadap dugaan APINDO yang menggalang kekuatan untuk menghadang buruh Indonesia dalam aksi mogok nasional. Said mengatakan hal demikian karena adanya pertemuan-pertemuan yang membahas rencana kekerasan terhadap buruh. 

“Kami menduga ada rencana pembunuhan kaum buruh pada waktu mogok nasional. Pada tanggal 24-27 November, mengapa kami mengatakan itu? Karena di sana didiskusikan kekerasan-kekerasan yang akan dilakukan terhadap buruh-buruh yang akan mogok nasional,” katanya dalam rilis yang didapat voa-islam.com di Jakarta.

Ia menambahkan ada tiga orang yang paling bertanggung jawab terhadap pengorganisiran upaya pidana tersebut. “Tergugat pertama adalah Hariyadi Sukamdani (Ketua APINDO), tergugat kedua adalah Suryadi Sasmita (Walik Ketua APINDO), tergugat ketiga adalah Sofyan Wanandi (Penasehat APINDO),” kata Iqbal.

Dalam kesempatan tersebut, Iqbal dan para pimpinan serikat buruh lainnya dalam Komite Aksi Upah-Gerakan Buruh Indonesia juga menegaskan akan tetap melakukan mogok nasional pada 24-27 November 2015.

Aksi menghentikan alat produksi itu akan berlangsung di 22 provinsi dan lebih 200 Kabupaten/Kota. Ini merupakan bentuk protes terhadap pemberlakuan Peraturan Pemerintah no 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Buruh menganggap PP Itu merampas hak berunding tentang upah karena penentuan UMP hanya berdasarkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Alhasil, pertumbuhan upah buruh melambat dan buruh semakin dimiskinkan secara struktural.

Komite Aksi Upah-Gerakan Buruh Indonesia terdiri dari: KSPI, KSBSI, KSPSI pimpinan Andi Gani, KP-KPBI,  KASBI, FSPASI, SBSI 1992, Gaspermindo, GOBSI, GSBI, FSUI, GSBM, SP JICT, SPM PAS. Organisasi Pendukung: YLBHI, LBH JAKARTA, POLITIK RAKYAT, PERSATUAN PERJUANGAN INDONESIA, SMI, KP FMK, KPOP, LMND, SEPETAK, MILITAN INDONESIA, PEREMPUAN MAHARDIKA, LIPS, KP LPI. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version