JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat ekonomi, Salamuddin Daeng mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) telah melaporkan Utang Luar Negeri yang dimiliki pemerintah meningkat dari US$ 129,736 miliar pada 2014 menjadi US$ 134,207 miliar pada desember 2015 atau meningkat US$ 4,471 miliar atau sekitar Rp. 62,594 triliun.
“Selanjutnya Surat utang negara bertambah sebesar Rp 167,745 triliun dari oktober 2014 – oktober 2015. Posisi Surat Utang Negara saat ini Rp. 1,275 trilun,” kata Salamuddin Daeng dalam rilis yang didapat voa-islam.com.
Daeng juga menyampaikan bahwa Kementrian Keuangan telah melaporkan posisi utang pemerintah baik dari dalam maupun dari luar negeri sampai dengan 31 Oktober 2015 senilai Rp. 3.021 triliun meningkat dari Rp 2.608 trilun. Pemerintah telah menambah utang senilai Rp. 412,52 triliun sepanjang tahun 2015.
“Terbesar tambahan dari penerbitan securitas yakni dari Rp. 1.931 triliun menjadi Rp. 2.291 trilun atau senilai Rp. 360,57 triliun.”
Data bank dunia menyebutkan utang pemerintah berdenominasi valuta asing mengalami peningkatan sebesar 80 persen. Disebutkan tanggal 2 Desember, pemerintah telah menerima 510,4 triliun rupiah dari penerbitan sekuritas dan 3,89 miliar dolar AS (sekitar 53 triliun rupiah) dari pinjaman resmi luar negeri.
Sepanjang tahun 2015 hingga kwartal 3 Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan senilai US$ -12,438 miliar. Deficit tersebut terutama bersumber dari defisit pendapatan primer yang mencapai US$ -21,316 miliar dikarenakan aliran keuntungan investasi asing yang besar dan cicilan utang serta bunga yang tinggi.
Cadangan devisa terus merosot karena digunakan untuk melakukan intervensi pasar dalam menjaga stabilitas Rupiah. Meskipun itu tidak tercapai cadangan devisa telah jauh berkurang. Dalam satu tahun terakhir cadangan devisa berkurang dari US$ 111,861 miliar, menjadi US$ 101,719 miliar, atau berkurang senilai US$ 10,142 atau sekitar Rp. 140 triliun. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)