JAKARTA (voa-islam.com)- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah yang resah dengan isu yang menyatakan bahwa dirinya ditekan untuk mundur akhirnya angkat bicara. Menurut Fahri pemberitaan yang diketahui publik itu sungguh mengecewakan dirinya selaku kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pasalnya, isu ini seharusnya dapat diselesaikan di dalam ranah musyawarah.
Selain itu ia juga menyesalkan yang pada akhirnya pemberitaan itu menjadi konsumsi publik. Dan hal yang sangat disayangkan olehnya ialah bahwa apa yang diisukan itu tidak menemui titik faktanya.
“Patut disayangkan akhir-akhir ini banyak isu yang biasanya diselesaikan secara INTERNAL melalui mekanisme syura (musyawarah) demi maslahah, akhirnya dimunculkan menjadi konsumsi publik. Dan patut disayangkan pula karena isu yang disampaikan tersebut tidak menunjukkan fakta sebenarnya tentang apa yang terjadi,” demikian siaran pers yang diterima oleh voa-islam.com, kemarin.
Sebelumnya hal ini terkait dari pernyataan Ketua Bidang Polkam DPP PKS (Al Muzammil Yusuf), pernyataan Presiden PKS (Muhammad Shohibul Iman) dan pernyataan Wakil Sekjen DPP PKS (Mardani Alisera), mengenai adanya evaluasi oleh Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) DPP PKS kepada para pejabat publik yang berasal dari PKS, serta pemberitaan tentang permintaan mundur kader dan simpatisan PKS yang secara tidak langsung ditujukan ke Fahri Hamzah.
“Perlu diketahui bahwa BPDO dalam struktur DPP PKS bukanlah lembaga ataupun badan yang memiliki wewenang melakukan evaluasi terhadap kinerja pejabat publik. Dalam Anggaran Dasar PKS Pasal 34 ayat (1) huruf (a) dan (b) disebutkan bahwa BPDO merupakan badan yang bertugas menyelenggarakan penegakan disiplin organisasi dan melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang diduga melanggar peraturan partai.”
Namun demikian ia tidak menampik bahwa pernah ada pembicaraan perihal dirinya yang diminta mundur dari PKS. Akan tetapi hal itu tidak diminta secara lembaga atau struktur partai, hanya secara personal melalui Majelis Syuro.
Terkait permintaan mundur yang muncul dari kader dan simpatisan, perlu saya jelaskan bahwa saya belum pernah menerima selembar surat apapun dari kader PKS yang meminta saya mengundurkan diri. Hanya memang pernah ada pembicaraan pribadi dengan Ketua Majelis Syuro PKS. Namun karena permintaan itu bersifat pribadi–bukan keputusan lembaga atau institusi Partai, maka saya juga telah memberikan tanggapan secara pribadi pula. Terkait hal ini, saya akan menjelaskan secara lengkap pada kesempatan yang lain.” (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)