SURABAYA (voa-islam.com)—Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah berlaku Itu artinya Indonesia sudah mulai dimasuki berbagai barang dan jasa yang berasal dari negara-negara ASEAN.
Di Kota Surabaya, Jawa Timur, tenaga kerja asing mulai berdatangan untuk bekerja. Namun, menurut Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Surabaya, mereka bukan berasal dari kalangan profesional.
Menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya Jamhadi, mereka bekerja di Pasar Atom Surabaya sebagai helper (kuli pembawa barang). "Dari perawakannya dan logatnya, mereka para pekerja asal Myanmar,” kata Jamhadi baru-baru ini.
Menurut Jamhadi, era MEA ini harus dapat diantisipasi dengan baik oleh pemerintah Kota Surabaya dan kota lainnya. Sebab, pemerintah kota bertanggung jawab mendorong warganya agar berdaya saing.
“Pemkot Surabaya harus mengantisipasi, kalau tidak mau, masyarakat Surabaya kalah bersaing dari negara ASEAN lain," ujar Jamhadi.
Ia menyarankan Pemkot Surabaya semakin meningkatkan jumlah pelatihan untuk menghadapi persaingan di MEA ini. Jamhadi menambahkan, jangan sampai Surabaya mengalami masalah dengan masuknya tenaga kerja asing, seperti Manado, Sulawesi Utara.
Di Manado, kata Jamhadi, terdapat sekitar 1.000 orang supir asal Filipina yang sudah mulai bekerja. "Untuk itu, Kadin Surabaya mendesak agar pelatihan bahasa digiatkan hingga tingkat rukun warga."
Bahasa (Inggris) itu jadi keterampilan yang harus dimiliki warga di era MEA ini. "Pelatihan-pelatihan di dunia industri sangat penting, tapi pelatihnya harus benar-benar orang industri," tutur Jamhadi.
Dengan begitu, MEA bisa dihadapi secara sehat oleh masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya. “Jangan sampai pekerjaan seperti itu yang menikmati bukan kita sendiri,” ujar Jamhadi.* [Tempo/Syaf/voa-islam.com]