View Full Version
Selasa, 19 Jan 2016

SETARA Institute Sebut Ormas Islam Embrio Pelaku Tindakan Teror

JAKARTA (voa-islam.com)- SETARA Institute mengatakan bahwa munculnya teroris itu karena masyarakat Indonesia bersikap intoleran, terlebih kepada kaum minoritas. Setara, yang dipimpin oleh Hendardi pun menolak intoleransi yang ada di Indonesia, khususnya atas nama agama (baca: Islam).

“Terorisme itu adalah puncak dari intoleransi yang terjadi. tentunya kita menolak bentuk-bentuk intoleransi, yaitu intoleran atas nama agama,” kata Hendardi, Senin (18/01/2016), di Cikini, Jakarta Pusat.

Ucapan Hendardi ini diperkuat dan diperjelas oleh Wakil Ketua Setara Institut, Bonar Tigor Naipospos yang mengatakan bahwa yang selama intoleran itu ialah ormas-ormas Islam.

“Studi pada tahun 2012, Front Pembela Islam (FPI) dan Forum Umat Islam (FUI) kelompok intoleran,” ucapnya saat merilis penemuan Setara Institut tahun 2015.

Ia juga menyebut bahwa tindakan ormas Islam di atas merupakan tangga pertama di dalam tahapan kelompok intoleran.

Tangga kedua, lanjut Bonar, mengatakan bahwa posisi ini ditempati oleh kelompok-kelompok garis keras Islam. “Tangga kedua ada ekstrimis, kelompok lebih keras. Yaitu Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan Jamaah Ansharus Syariah (JAS). Kedua kelompok ini akan mencapai sebutannya sebafai kelompok radikalis,” tambahnya. Yang kemudian akan memuncak ke arah tindakan terorisme.

Sebagai catatan Setara, bahwa tangga pertama yang mesti diperhatikan. Dan perhatian ini harus dilakukan oleh Negara dan juga pemerintah. Jika hal demikian tidak diperhatikan, tidak adanya sinergi antar lembaga, dan tidak ada tindakan tegas maka kemungkinan menurutnya akan ada peristiwa lebih besar.

“Tangga pertama harus menjadi perhatian dari Negara dan pemerintah. Harus bersinergi antar lembaga. Sebagai contoh kejadian Thamrin, itu adalah kebodohan. Di siru pemerintah gagal. Kalau tidak tegas, kemungkinan akan terjadi tindakan lebih besar,” tegasnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version