View Full Version
Rabu, 27 Jan 2016

Mantan Ketum PBNU Ini Tidak Pernah Bersedia jika Syiah Mengajak Kerjasama

JAKARTA (voa-islam.com)- Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan bahwa keberadaan Syiah di Negara-negara ahlusunnah tidak akan bisa dihindari dari konflik. Dan konflik ini tidak hanya terjadi di Timur Tengah saja, melainkan di Negara Asia Tenggara, tetangga Indonesia.

“Saya sendirisampai saat ini masih menjadi pengurus Rabithah ‘Alam Islami yang berpusat di Mekkah. Sedangkan saya juga melakukan konsolidasi gerakan moderat islam/sunni di Kawasan ASEAN misalnya: Thailand, Malaysia dan Brunei Darussalam."

"Malaysia dan Brunei Darussalam  termasuk negara yang melarang pengembangan faham syiah, karena menurut Negara tersebut kalau syiah menjadi besar dan sebanding besarnya dengan Ahlussunnah wal jamaah bisa terjadi konflik terbuka di kalangan masyarakat, seperti juga yang terjadi pertikaian di Timur Tengah. Hal tersebut yang dilakukan oleh Malayasia dan Brunei Darussalam sama dengan yang dilakukan oleh Sudan dan beberapa Negara Timur Tengah,” aku Hasyim Muzadi dalam rilis yang didapat redaksi voa-islam.com, atas nama Aas Subarkah, kemarin.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak pernah sepakat bekerjasama dengan ajaran Syiah, terutama bekerjasama di dalam bidang pendidikan. Karena menurutnya jika terjadi maka akan terjadi konflik umat Islam penganut Sunni (baca: ahlusunnah).

“Saya tidak pernah bersedia dan menyutujui ajakan syiah untuk bekerjasama dengan Indonesia di dalam bidang pendidikan dan haji, karena hal tersebut akan menjadikan kegoncangan umat islam Sunni di Indonesia.”

Hasyim Muzadi bicara atau melakukan konfirmasi mengenai International Conference of Islamic Scholar dalam hal dan tentang kegiatan internasional. Hasyim juga menyebut bahwa gerakan internasional ICIS adalah gerakan diplomasi bukan gerakan pemihakan ideologi dari negara-negara peserta. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version