JAKARTA (voa-islam.com)- Mulainya kebobrokan di dalam perjalanan Negara ditengarai karena adanya perubahan UUD 45. Dinilai oleh pengamat dan pakar pun hal ini sebagai langkah yang kurang baik semenjak landasan Negara diamandemen.
Berikut transkrip lengkap Yusril Ihza Mahendra di stasiun televisi swasta sewaktu menjadi pembicara.
“Saya berpendapat begini, sistem yang kita ciptakan sesudah amandemen UUD45 itu memang berpotensi untuk menciptakan pemerintahan yang tidak stabil. Dengan kata lain menciptakan kegaduhan-kagudahan yang mulai terjadi akhir 2014. Dan awal 2015 agak sedikit mereda, pun pada pengujung 2015 yang lalu.
Masalahnya kita itu mengkombinasikn antara sistem presidensial dengan sistem parlementer, satu hal yang sebenarnya agak sulit untuk dikombinasikan. Tapi memang kultur kita memang seperti itu. Mengkombinasikan hal-hal yang berbeda, bertentangan lalu mencapai titik kompegensi. Orang pake jas dari Eropa, orang pake dasi dari Eropa, pake sarung dari benggali, kemudian pake peci khas kita sendiri. Pake gesper (ikat pinggang) yang dipake orang untuk pergi haji dan umroh dan seterusnya.
Tapi kelihatannya dia jadi harmonis ketika dipake. Tapi tidak selalu tepat jika hal kompegensi dalam budaya itu di terapkan ke dalam sistem politik kita. Masalahnya begini, kita mengubah sistem pemilihan Presiden dari dipilih oleh MPR yang dulu dianggap sebagai penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. Semua golongan, semua kelompok terwakili di situ. Lalu kita ubah degan sisitem pemilihan langsung seperti sekarang ini.” (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)