View Full Version
Senin, 01 Feb 2016

Proyek Kereta Cepat, Proyek Odong-odong?

JAKARTA (voa-islam.com)- Kisah kendaraan ekonomis, cepat, dan tepat sekiranya masih menjadi jargon pemerintahan Jokowi-JK. Tidak hanya itu, sebelum Jokowi menjadi Presiden, dan menjabat Gubernur DKI Jakarta Jokowi mempunyai “mimpi-mimpi” tersebut. Namun sayang, busway atau kereta cepat (yang sedang hangat) masih saja mengalami polemik di tengah masyarakat, tidak terkecuali para pengamat, panelis, dan aktivis.

Berikut pengamatan dan analisa dari aktivis sekaligus pemerhati ekonomi Petisi 28, Haris Rusly dalam menyikapi kedua kendaraan “miskin” tersebut, yang diterima tim voa-islam.com, kemarin.

“Tak akan pernah terkubur di dalam ingatan kita tentang projek pengadaan ratusan busway berkarat di saat Joko Widodo menjabat Gubernur DKI bersama Basuki Tjahya Purnama sebagai Wakil Gubernur.

Bagaikan kisah Hanoman Obong, tiap saat "busway obong" titisan perusahaan rakitan dari RRC tersebut mengobarkan kemarahan dengan membakar diri sendiri  yang mengancam keselamatan penumpang.

Bekobarnya kemarahan sang "busway obong" paling tidak telah memenjarakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Udar Pristono.
Penetapan Udar Prsitono sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) pada kasus pengadaan bus Transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB) berkarat dipertanyakan oleh banyak kalangan.

Koordinator Traffic Demand Management (TDM), Ahmad Syafrudin, mengatakan kasus tersebut tidak lepas dari kebijakan hulu. Dokumen pengadaan barang dan jasa yang bernilai di atas Rp 1 triliun pasti diketahui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Tidak mungkin proses tender sebesar itu tidak diketahui Gubernur dan Wakil Gubernur….” (RobigustaS/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version