View Full Version
Ahad, 07 Feb 2016

Islam Dikatakan Teroris karena Membantu Umat Islam Lainnya di Indonesia

JAKARTA (voa-islam.com)- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut bahwa warga negara Indonesia saat ini yang berada di Turki berjumlah setidaknya 207 orang. Melalui Kepala BNPT, Saud Usman Nasution. Ustadz dengan jumlah yang cukup banyak itu, ia mengatakan pemerintah saat ini belum dapat memberikan keterangan paska jika mereka kembali ke Tanah Air.

Dari jumlah tersebut, Saud mengatakan pula bahwa mereka telah mengikuti pelatihan militer di sana. Dan jika nanti kembali ke Indonesia, Saud memprediksi mereka akan melakukan penyerangan.

“Sebanyak 207 WNI di Turki itu mau diapakan oleh pemerintahan kita? Tidak ada. Ini problem. Sebagai contoh mereka (kelompok teroris) yang mengikuti militer di sana dan kembali ke Indonesia akan melakukan penyerangan. Hal ini dapat dilihat pada waktu itu mereka melakukan penyerangan di malam Natal dan Tahun Baru. Itu terjadi pada tahun 2000, juga melakukan penyerangan gereja. Daerahnya tidak hanya Jakarta, melainkan di Riau, Jawa Tengah dan Jawa Timur,” katanya, beberapa waktu lalu di DPP PKB, Jakarta.

Saud mengakui pada waktu pengeboman itu tim dan pemerintah tidak mengetahui sama sekali gerak gerik mereka serta siapa pelakunya. Hingga ia mengatakan terjadi kembali pengeboman pada tahun 2002 di Bali.

“Kita tidak tahu pada saat itu siapa pelakunya. Dan pada tahun 2002 kembali terjadi pengeboman di Bali. Karena ketidakatahuan dan tidak memahami, maka pada saat itu Kapolri mengumpulkan anggota-anggota yang berprestasi/terbaik. Itu pun kita belum paham. Akhirnya kita bekerjasaman dengan pihak luar negeri, dalam hal ini ialah Negara Australia,” terangnya.

Di dalam kerjasama itu, Saud bercerita bahwa pemerintahan Indonesia dengan pemerintahan Australia melakukan latihan dengan membangun pula tempat latihan. Setelah tidak lama melakukan kerjasama tersebut, ia pun menyatakan akhirnya diketahui siapa dalang dari pengeboman tersebut.

“Akhirnya kita kerjasama dengan lembaga internasional, yang dibantu oleh negara Australia. Kita membangun tempat latihan. Dan dari itu kita pun akhirnya dapat melakukan penangkapan. Dan dari salah satu penangkapan tersebut ada temannya dari Bapak Nasir Abbas. Alasan mereka itu karena dendam muslim-muslim di Poso, misalnya dibantai oleh orang Kristen,” jelasnya. (RobigustaS/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version