View Full Version
Kamis, 18 Feb 2016

Indonesia, Proyek Besar Penambah Populasi bagi Kalangan Homo & Lesbi Dunia

JAKARTA (voa-islam.com)- Setiap gerakan yang ada di negeri demokrasi tidaklah aneh jika ada target atau cita-cita yang ingin diraih. Pun dengan gerakan penyakit lesbi, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Berikut pandangan tajam dari Fahira Idris selaku Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) melalui akun media sosial Twitter-nya, kemarin siang.

“….Aneh dan naif saya rasa, bila sebuah gerakan LGBT tidak ada targetnya! Dalam sistem demokrasi yang dianut Indonesia, jumlah menjadi hal yang penting. Sehingga propaganda LGBT di Indonesia dilakukan secara massif & sistematis agar jumlah komunitas LGBT dan para penyokong secara statistik semakin besar sehingga diperhitungkan dari segi populasi.

Indonesia ini, adalah ‘Proyek Besar’ bagi gerakan LGBT dunia termasuk institusi internasional yang mendukungnya. Dana dari UNDP yang lagi ramai diberitakan, itu yang ketahuan, masih banyak pendanaan lain dari luar untuk propaganda LGBT. Mungkin judulnya tidak mengarah untyk kampanye LGBT, tetapi praktek di lapangan digunakan buat itu. Makanya jangan heran banyak yang ‘nimbrung'.

Bagi saya, propaganda LGBT, apalagi di kalangan anak dan remaja harus dihentikan. Nah, LGBT sebagai gerakan ini yang harus kita ‘Lawan’.

Lawan tentunya bukan dengan kekerasan karena tidak akan menyelesaikan masalah. Saya tidak bermaksud menakuti-nakuti atau memprovokasi. Terserah saya mau dibilang Homofobia atau apa saja. Tetapi dengan gerakan yang sistematis, dukungan pendanaan, dan institusi internasional scenario-skenario yang saya utarakan dimana ending-nya pernikahan sesama jenis dilegalkan tadi, di masa depan bisa berhasil di Indonesia.

Di AS dan Eropa, sampai tahun 1960, praktek homoseks itu masih dianggap tindak pidana tetapi sekarang kan tidak lagi, malah dilegalkan. Bayangkan. Dalam kurun waktu yang cukup singkat, 75 tahun, pernikahan sejenis berhasil dilegalkan di Amerika.

Indonesia MAU/ TIDAK? Ini bukan hanya soal Indonesia. Isu ini sudah global. Sudah 20-an lebih negara lebih yang melegalkan pernikahan sejenis. Kekuatan besar di dunia ini patut kita perhitungkan. Tentukan dari sekarang, apakah mau Indonesia nantinya melegalkan pernikahan sejenis.

SAYA TIDAK MAU! Kekuatan besar di dunia ini patut kita perhitungkan. Saya mau kasih contoh Negara Malawi, Malawi terpaksa menghapus Undang-undang Ketidaksenonohan di mana di dalamnya diatur larangan prilaku homoseksual. Kenapa? Karena Malawi diancam bantuan pendanaannya akan diputus oleh negara-negara barat karena UU ini... Jangan sampai kita Indonesia didikte seperti Malawi….” (RobigustaS/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version