JAKARTA (voa-islam.com)- Cara Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menggunakan penjaga negeri dan tokoh yang berkuasa di dalam menyelesaikan persoalan menurut pengamat politik sebagai intrik untuk menandakan ia kuat di mata masyarakat.
“Ahok dekati para penguasa, di antara TNI, Polri, dan orang besar persis seperti cara Israel menguasai Palestina,” demikian kata Sri Bintang Pamungkas, Rabu (24/02/2016), di Jakarta Pusat.
Untuk kereta cepat pun Ahok (Cina) ingin perlahan-lahan mengusir warga asli (Sunda). Setelah itu akan dijadikan kelompok nomor dua setelah etnis Jawa. “Kereta api cepat dilakukan karena etnis Sunda ingin diganti oleh etnis Cina. Sehingga nantu etnis Cina menjadi nomor dua setelah etnis Jawa,” sambungnya.
Kemenangan Joko Widodo pun dianggap olehnya sebagai rencana besar dari etnis Cina. Termasuk, ia melanjutkan, prediksi kedatangan Cina ke Papua. “Itu semua ada kepentingan Asing dan Aseng. Termasuk UUD 45 yang diamandemen pun rencana dan rekaysa besar kelompok etnis Cina tersebut. Misalkan pada Pasal 33 yang diubah untuk kepentingan kapitalis,” bebernya.
Bapenas pun tak luput dari rencana Asing dan Aseng. “Maka muncullah yang dinamakan percepatan ekonomi,” pungkasnya.
Maka dari itu, ia menegaskan bahwa keberadaan Asing, dan terutama Aseng harus disingkirkan dari bumi Indonesia. “Cina itu harus diusir dari Indonesia. Sejak dulu etnis Cina itu merasa besar kepala di sini. Dan kita disebut sebagai kelas kambing. Pun hingga sekarang sikap mereka ke kita,” tutupnya tegas. (RobigustaS/voa-islam.com)