View Full Version
Senin, 29 Feb 2016

Prasasti Pembantai Pejuang RI Diresmikan, Mendagri Membantah

JAKARTA (voa-islm.com)- Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menyanhkal bahwa tidak ada hubungannya prasasti yang diresmikannya beberapa bulan lalu terkait dengan Poh An Tui, tokoh kontroversial di era kemerdekaan.
"Terkait Monumen Laskar Tionghoa di TMII yang saya resmikan bulan November 2015 lalu. #GegerPecinan Sekarang menjadi kontroversi karena ada pihak-pihak yang mengaitkan monument dengan Poh An Tui, tokoh kontroversial masa perang kemerdekaan. Yang saya resmikan adalah prasasti 'Geger Pecinan' zaman Kartosura, deskripsi kasus 1740-1745 yamg ditulis Daradjadi dari kerabat Mangkunegara," katanya melalui alun Twitter pribadi miliknya, @Tjahjo_Kumolo.

Politisi PDIP ini juga mengatakan bahwa peristiwa itu pun sudah cukup dikenal di kalangan orang Jawa. “Itu salah satu peristiwa perang yang terkenal, yang terjadi di Lasem, Jawa Tengah pada tahun 1740 – 1743. Jadi monument tersebut tidak ada hubungannya dengan Poh An Tui, yang hidup pada abad 20, zaman perang Kemerdekaan.”

Perlu diketahui, Poh An Tui adalah milisi yang terdiri dari angsa Cina yang membantu memerangi tentara republik yang dibentuk Belanda. Fakta sejarah juga membuktikan konspirasi tersebut gagal dan Belanda tak mampu mengembalikan kekuasaan di Negeri ini.

Rakyat pribumi pada saat itu bangkit bertempur setelah Bung Tomo menggelorakan takbir serta keluarnya Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy’ari dalam peristiwa yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Namun setelah 69 tahun lebih Indonesia merdeka, semangat Poh An Tui itu hasil mentalitas yang dibentuk Belanda dulu rupanya tak hilang dari sanubari bangsa Cina di nusantara.

Lihatlah sekarang ini, jika pada masa Soeharto mereka hanya diberi kebebasan dalam bidang Ekonomi. Ketika Gus Dur berkuasa dan setelahnya, Bangsa Cina diberikan kebebasan berkuasa dalam segala bidang. Demikian sumber dari beberapa media sejarah. (RobigustaS/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version