View Full Version
Senin, 29 Feb 2016

Mensos Sebut Kaltim sebagai Wilayah dengan Lokalisasi Pelacuran Terbanyak di Indonesia

KUTAI KARTANEGARA (voa-islam.com)—Kalimantan Timur tercatat sebagai provinsi yang banyak terdapat lokalisasi pelacuran.

Hal ini dikatakan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (27/2/2016) lalu.

Menurut data Kementerian Sosial tercatat di Kalimantan Timur ada sekitar 4.000 PSK yang tersebar di 31 zona tempat lokalisasi.

"Sebelumnya, titik terbanyak ini dipegang oleh Jawa Timur. Namun, karena sudah banyak yang ditutup, titik terbanyak nomor satu kini adalah di Provinsi Kalimantan Timur. Untuk itu, 31 titik lokalisasi di Kaltim harus segera ditutup semua,” kata Khofifah seperti dikutip Kompas.

Khofifah menyebut, perputaran uang di bisnis ini sangat besar. Namun, di pihak lain, risiko kesehatan di bisnis itu juga sangat tinggi.

"Angka belanja PSK itu mencapai puluhan triliun rupiah. Besar sekali pengeluran itu. Ditambah lagi, Kaltim tercatat sebagai daerah dengan pengidap HIV/AIDS yang lumayan banyak. Jumlah pengidap mencapai 3.063 orang. Maka, (kawasan) lokalisasi harus segera ditutup,” kata dia. 

Menteri Sosial mengunjungi Kutai untuk melihat langsung kondisi kawasan lokalisasi Km 10 Loa Janan. Khofifah ingin memastikan proses penutupan tempat lokalisasi ini berlangsung damai.

"Mudah-mudahan, dan saya meyakini, proses penutupan (tempat) lokalisasi di Kaltim tidak menimbulkan gejolak. Penutupan ini memang dilema, tetapi untuk mengembalikan status sosial dan kodrat wanita para PSK, maka harus dilakukan," kata Khofifah. 

Ia mengatakan, pemerintah menargetkan Indonesia bebas tempat lokalisasi prostitusi pada tahun 2019. Hingga saat ini, sudah ada 68 titik lokalisasi di Indonesia yang ditutup. Masih ada 100 titik lagi yang akan ditutup. 

"Nah dari 100 titik itu, (tempat) lokalisasi Km 10 Loa Janan Kukar termasuk yang akan ditutup saat ini," sebutnya.* [Syaf/voa-islam.com]

*Keterangan foto: Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa


latestnews

View Full Version