JAKARTA (voa-islam.com)- Pendukung homo dan lesbi kembali menekan untuk mendapatkan tempat di bumi Indonesia. Setelah pendukung lesbi, gay, biseksual, transgender (LGBT) mencoba somasi media penentang, kali ini mereka datangi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menarik kebijakannya terkait pelarangan laki yang menyerupai perempuan dan sebaliknya.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Fahira Idris yang selalu menyuarakan penolakannya terhadap pemikiran dan tindak tanduk lesbi-homo pun mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia yang waras agar mendukung KPI untuk tetap teguh mempertahankan kebijakannya. Masyarakat juga diminta agar tetap waspada karena isu ini bukanlah isu biasa seperti yang terlihat.
"Tentu saja ini bukan isu sederhana. Beberapa kali saya sudah kupas soal ada agenda besar yang sedang dijalankan organisasi LGBT. Hal ini bisa dilihat dari begitu bersemangatnya mereka (para pelaku dan pendukung) terus 'melawan'," kata Fahira melalui akun Twitter pribadi miliknya, hari ini (01/03/2016).
Fahira juga meminta kepada media "membantu" untuk penolakan terhadap perilaku lesbi dan homo di Indonesia. Media sebagai poros paling berpengaruh dalam membagikan info menurutnya dapat pula menjadi "senjata" paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai kuat ideologi.
"Sesungguhnya media massa tak hanya menyebarkan/memperkuat struktur ekonomi, sosial, dan politik. Namun media juga menjalankan fungsi 'ideologis'. Media menjadi alat penting efektif menanamkan nilai dan mengkampanyekan berbagai ideologi."
Bagi masyarakat waras, tindakan atau kebijakan KPI tentu tidak diskriminatif seperti para pelaku dan pendukung LGBT menilai. Justru sebaliknya, aturan yang dibuat KPI merupakan tindakan berani dan otomatis menjawab permasalahan yang ada saat ini. (Robi/voa-islam.com)