View Full Version
Rabu, 02 Mar 2016

Sumber Waras Tidak Masuk APBD Tahun 2014, Aktivis Sebut Itu Perampokan

JAKARTA (voa-islam.com)- Sebagai masyarakat Indonesia sepatutnya kita harus memusuhi para koruptor. Siapapun itu. Tidak memandang dari mana ia, dan apa agamanya.

Sebagai contoh, Mantan Staff Presiden Presiden SBY ini, yakni Andi Arief, yang mengaku tidak membenci Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok karena sering “menyerangnya”. Ia mengaku bahwa apa yang ia lakukan semata-mata karena membenci koruptur, bukan secara personal.

Maka dari itu ia berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sigap melihat adanya pelanggaran atau adanya dugaan korupsi yang dikatakan melibatkan Ahok tersebut.

Karena ia percaya KPK mempunyai wewenang untuk itu. Apalagi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah membantu menemukan pelanggaran dari Sumber Waras tersebut.

“Saya tidak membenci Ahok, tapi kita wajib membenci koruptor. Bagaimana mungkin KPK tidak segera menangkap pemilik kewenangan menjadi negosiator langsung atas terjadinya kerugian Negara ratusan milyar.

Adapun mengapa dilibatkan banyak pihak di dalam pembelian lahan Sumber Waras tersebut, Andi menilai karena hal itu untuk mengantisipasi agar pemimpin tidak menjadi negosiator langsung dengan pemilik lahan.

“Sekali lagi, Perpres pengadaan lahan lahir tidak agar Gubernur/Bupati dan pemilik kewenangan tidak melakukan negosiasi langsung dengan pemilik tanah. Kenapa ada Perpres pengadaan lahan yang melibatkan banyak pihak? Untuk mencegah Bupati/Gubernur menjadi negosiator langsung pembelian lahan.”

Ia juga merasa aneh, mengapa pembelian tersebut tetap dilakukan sedangkan hal itu tidak masuk ke dalam anggaran yang ada. Atau tidak masuk di dalam perencanaan dalam APBD 2014.

“Uang Negara, uang APBD DKI, tanpa dianggarkan dalam APBD 2014, dirampok oleh pembicaraan Ahok dan Ibu kita ‘Kartini’ mewakili Sumber Waras.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version