JAKARTA (voa-islam.com)- Apa yang menjadi perbincangan di tanah Papua hingga saat ini lebih besar dimainkan oleh orang/elit politik. Termasuk pula kepentingan Asing.
Sedangkan untuk masyarakat Papuan sendiri sejatinya mereka tidak tahu menahu, misalnya tentang adanya isu pemisahan dari NKRI.
“Bahkan Presiden sendiri pun tidak tahu menahu. Yang sesungguhnya terjadi di Papua itu di kalangan bawah tidak semuanya yang mengerti. Mereka tidak tahu. Masalah pemisahan diri Papua dari NKRI muncul hanya di kalngan ilktualnya saja, dan juga kentingan Asing,” kata Wahyudi Al-Muroki, Redaksi Tabloid Media Umat, beberapa waktu lalu, di Jakarta.
Selain itu ia melihat isu yang tidak henti-hentinya tersebut seolah ada pembiaran dari pemerintah. Hal ini terlihat dari sikap pemerintah yang tidak pernah tegas merespon isu pemisahan Papua.
“Konteks yang saya lihat adanay pembiaran dari Pemrintah Pusat. Misalkan saja untuk laporan keuangan Pemda di sana tidak ada pertanggung-jawaban. Kemudian selanjutnya akses untuk menginjak daerah satu ke daerahnya pun seolah tidak diperhatikan sehingga kita ke suatu daerah harus menggunakan pesawat. Dan pesawat lokal tersebut pun dimiliki oleh para misionaris Kristen. Hasilnya pun bisa kita saksikan harga-harga barang pokok di sana amat mahal,” katanya lagi.
Papua memang dari dahulu menjadi bancakan dari para penghianat bangsa dan Negara. Dibantu kepentingan Asing dengan uang, Papua yang kita lihat dari dahulu hingga saat ini seakan tidak pernah “merdeka”.
Sumber daya alam yang kaya; air, tambang, emas, dan lainnya merupakan indikasi Papua menjadi incaran Negara-negara kapitalis. Dan adanya isu pemisahan itu menurutnya merupakan isu yang dibuat dengan sengaja. Karena jika untuk sumber daya saja, ia yakin bahwa rakyat Papua dapat hidup sebagaiman mestinya. (Robi/voa-islam.com)