JAKARTA (voa-islam.com)- Kegaduhan kembali mucul di pemerintahan Joko Widodo. Yang bersangkutannya pun sama. Hanya saja kali ini persoalannya yang berbeda. Ialah antara Rizal Ramli dan Sudirman Said.
Kedua pembantu Presiden ini meributkan Blok Masela. Keduanya meributkan apakah pengelohannya di laut ataukah di daratan.
Melihat hal demikian, walu tidak memperhatikan lebih jauh, Anggota DPR RI, TB Hasanuddin mengatakan hal itu terjadi lantaran tidak adanya perhatian yag tegas dari Kepala Negara. Sehingga ia mengatakan jangan merasa aneh bila kegaduhan muncul.
Sikap pembiaran pun diduga menjadi salah satu penyebabnya. Karena jika Presiden memang betul memperhatikan demikian, maka kegaduhan yang ada tidak akan pernah terjadi (terulang).
“Kalau menurut saya, bila ada anak-anak di rumah dan membuat kegaduhan maka bapaknya kan harus teriak. Nah, jika dibiarkan tentunya akan berlaku gaduh di rumah tersebut,” demikian analoginya, beberapa waktu lalu, di Tebet, Jakarta Selatan.
Untuk persoalan apakah Blok itu mesti di laut atau harus di darat, Purn. TNI tidak banyak komentar. Alasannya ia tidak begitu paham dan belum mempelajarinya mengapa hal itu diributkan.
“Maaf, saya tidak bisa berkomentar banyak. Takutnya salah memberikan penjelasan. Karena saya memang belum memperlajarinya,” akunya.
Hingga kini, Presiden Jok Widodo belum menetapkan apakah pembangunan kilang gas alam cair tersebut mesti dibangun di daratan atau di lautan. Akan tetapi Presiden pernah menyampaikan bahwa mengenai pembangunan kilang tersebut mesti belajar dari Negara Australia.
Ada pula pengamat yang mengatakan bahwa kemauan Sudirman Said itu dikesampingkan saja karena hanya banyak mengalami kerugian jika pembangunan dilakukan di laut. (Robi/voa-islam.com)