JAKARTA (voa-islam.com)—Siyono, terduga teroris yang wafat beberapa waktu lalu di Klaten adalah korban kesekian dari aksi brutal Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri. Sebelum-sebelumnya sudah ratusan terduga teroris yang meregang nyawa ditangan Densus 88.
Setidaknya menurut catatan Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) ada sekitar 118 terduga teroris yang ditembak mati tanpa proses pengadilan. Hal ini dikatakan Maneger Nasution, anggota Komnas HAM.
"Bisa dibilang lebay BNPT dan Densus 88 dalam melakukan tindak pemberantasan terorisme," kata Maneger baru-baru ini seperti dikutip Republika Online.
Ia mengatakan Komnas tetap mendukung tindak pemberantasan teroris. Karena terorisme yang telah melakukan pembunuhan dan menyebar ketakutan telah melanggar Hak Asasi Manusia Universal. Namun tindakan pemberantas terorisme harus tetap melalui proses hukum yang sah.
Manager mengatakan Komnas HAM akan memberikan rekomendasi kepada DPR untuk mempertimbangkan kembali kenaikan anggaran BNPT/Densus 88. Menurut dia, dengan pendanaan Rp 1.7 triliun, kinerjanya mengecewakan.
"Komnas tetap mengutuk tindakan terorisme, tindakan kekerasan, menyebar dan menyiarkan ketakutan melanggar prinsip Hak Asasi Manusia Universal," katanya.
Maneger mengimbau kepada semua komponen bangsa harus melakukan evaluasi terhadap kinerja BNPT. Karena peristiwa di Klaten sudah kesekian kalinya terjadi. "Harus sesuai prinsip dan kemudian ada evaluasi kinerja," tukas Maneger.* [Syaf/voa-islam.com]