JAKARTA (voa-islam.com)- Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau lebih dikenal Ahok dinilai dangkal dalam menanggapi anarkis kendaraan umum konvensional beberapa waktu lalu. Dan masyarakat seharusnya bisa melihat lebih jeli akan pernyataan Ahok ini.
“Pendek solusinya @detikcom: Ahok: Silakan Sopir Taksi Demo, Kalau Merusak Kami Pidanakan! kata Andi Arief, mantan Staff Presiden SBY.
Bahkan Andi sedikit menyayangkan juga terhadap salah satu acara di televisi di dalam memberitakan tuntutan para supir angkutan umum konvensional. Ia meminta acara tersebut untuk lebih teliti melihatnya, terutama dalam menginvestigasinya.
“Kasihan @MataNajwa kecolongan lagi, ada saham anak petinggi negara di kendaraan online. Saran sih, investigasinya dijalanin. Soal anak pejabat tinggi negara yang miliki saham, di balik pemiskinan para pengendara taksi legal, akan kita bahas nanti kalau senggang.”
Menurut Andi, adanya demo kemarin disebabkan karena kesalahan dalam mengelola angkutan atau kendaraan umum. Sehingga tidak terjadi rangkulan sebagaimana mestinya negara terhadap pelaku usaha atau pekerja.
“Semua sudah demo besar, meski tidak ada mahasiswa. Ini ada yang salah dalam mengelola. Suatu waktu mereka bertemu di momentum. Semua kemajuan teknologi bisa diakomodir dengan bendera aturan jelas di semua sektor, bisa harmoni. Di kendaraan online salah asuhan.”
Untuk pengendara atau supir konvensional, ia meminta tetap terus memperjuangkan hak-haknya. Hak kesetaraan dalam melakukan usaha ataupun pekerja.
“Kalian harus melawan, legal sebagai pengemudi taksi. Dilindungi UU. Lawan kepentingan penguasa yang anaknya miliki saham di kendaraan online. Para driver kendaraan online, kalian juga mungkin merasakan kesulitan hidup.
Tapi Andi berharap para pendemo atau yang tidak demo tetap jangan mau diadu domba dengan sesamanya sendiri.” (Robi/voa-islam.com)