JAKARTA (voa-islam.com)—Banyak pihak yang beranggapan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Detasmen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri merupakan produk asing dan programnya dibiayai oleh asing pula. Sehingga, kerapkali program-program yang dilakukan dua lembaga tersebut hanya menyasar kepada umat Islam saja.
Harits Abu Ulya, pengamat kontra terorisme mengatakan kecurigaan masyarakat kepada BNPT dan Densus 88 ini harus dijawab dengan menunjukan transparansi dan akuntablilitas kinerja dan anggaran yang mereka pakai.
"Yang pasti BNPT dan Densus mendapatkan jatah anggaran dari APBN, dan jika saat ini BNPT dan Densus pada posisi subyek yang dicurigai oleh masyarakat sebagai kepanjangan tangan dari kepentingan asing (Amerika cs) maka menurut hemat saya inilah momentum tepat bagi BNPT dan Densus untuk berani transparan,” ungkap Harits dalam rilis yang diterima Voa-Islam, baru-baru ini.
Dengan berani menunjukan transparansi dan akuntabilitas tersebut, maka penilaian selanjutnya diserahkan ke publik.
“Jika disana ada hibah dari asing maka rakyat juga perlu tahu. Jangan sampai kedaulatan negara terkait isu keamanan disetir begitu saja oleh asing melalui bantuan hibah dana atau teknologi,” jelas Harits.* [Syaf/voa-islam.com]