JAkARTA (voa-islam.com)- Novelis Darwis, atau yang lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye menolak dengan tegas adanya reklamasi di Ibukota Jakarta. Pun termasuk di pulau Bali.
Ia juga meminta reklamasi itu mesti dibatalkan. Alasannya, selain daerah yang ingin dijadikan tempat reklamasi berdampak pada lingkungan, juga hanya akan menguntungkan kelompok-kelompok tertentu dari reklamasi tersebut.
"Saya menolak tegas reklamasi pantai. Di Indonesia itu, tidak ada satupun alasan kuat untuk melakukan reklamasi. Kita bukan Singapore, yang sangat terbatas lahannya, Jakarta misalnya, ewow, masih luas sekali tanah-tanah di sekitar Jakarta, ngapain pula harus nimbun pantai di bagian Utara?
Bali, contoh berikutnya, duh, pulau Bali itu segede gaban, ngapain maksa harus dikembangkan di pantai-pantainya?
Reklamasi itu jelas berdampak pada lingkungan, mau besar, mau kecil, ada dampaknya. Please deh, bahkan Singapore yang super hati-hati sekali melakukan reklamasi pantai, juga tahu kalau itu berdampak kepada lingkungan.
Saya bukan aktivis lingkungan, tapi novel-novel saya dipenuhi dengan isu lingkungan. Saya menolak tegas reklamasi pantai. Batalkan! Itu hanya menguntungkan kelompok tertentu," tulisnya pada fanpage (halaman) Facebook-nya.
Bahkan penulis novel 'Rindu' ini juga secara detil mencoba mengungkap nominal dari pekerjaan reklamasi itu. "Kalian tahu berapa nilai reklamasi pantai Jakarta? Gila banget, satu meter persegi hasil reklamasi itu bisa dijual 20 juta (paling murah), bayangkan saja jika ada 5.000 hektare lahan hasil reklamasi, itu setara 5.000 x 10.000 = 50 juta meter persegi, kalikan 20 juta tadi, dek, kita nemu uang total: 1.000 trilyun. Crazy banget!!
Reklamasi memang sedang hangat-hangat menjadi persoalan di negeri ini. Bahkan saking hangatnya, untuk meloloskannya para pengembang "harus ikhlas" suap sana dan sini, termasuk ke pejabat DKI. (Robi/voa-islam.com)