JAKARTA (voa-islam.com)- Data PBB tahun 2006 hingga 2013 mencatat setidaknya terdapat puluhan ribu aksi terorisme yang terjadi di seluruh belahan dunia. Badan dunia ini juga mencatat bahwa ada ratusan ribu masyarakat/penduduk yang meregang nyawa karenanya.
"Aksi terorisme ini ada kecenderungan meningkat setiap tahun. Dan peningkatan itu signifikan," ungkap Hafid Abbas, saat menjadi salah satu nara sumber di pengajian bulanan di PP Muhammdiyah, Jum'at (8/04/2016), Menteng, Jakarta Pusat.
Abbas menyebut, korban dari data tersebut didominasi oleh negara-negara yang berpenduduk muslim. "Seperti Irak, Afganistan, Somalian (Afrika Utara), dan lainnya. 90 persen masyarakat tidak berdosa yang menjadi korbannya. Dan itu adalah anak-anak dan kaum ibu-ibu," sambungnya.
Kian meningkatnya angka ini ia nilai karena adanya upaya dari massa yang memprovokasi. Massa tersebut melakukannya pun menurutnya karena tidak adanya perlakuan yang adil sebagaimana mestinya dari pemerintah setempat.
"Persoalan terorisme ini bak petasan. Ada provokatornya. Namun demikian, sebelum teror itu meledak, ada yang lebih dulu meledak, yakni ketidakadilan dan perilaku-perilaku arogan dari bangsa ataupun datang dari negara lain yang merasa super power," katanya.
Sehingga jika ditarik kesimpulan bahwa teror itu terjadi lantaran kemiskinan yang dialami masyarakat setempat. "Ada provokasi yang datang dari miskinnya masyarakat, dan dilihat semakin nyata," tambahnya. (Robi/voa-islam.com)