JAKARTA (voa-islam.com)- Rakyat kecil yang kian memprihatinkan nasibnya karena digusur tempat tinggal oleh Pemprov DKI Jakarta diduga permintaan para konglomerat atau pemilik korporasi Asing. Korporasi ini juga dinilai mempunyai kekuatan yang luar biasa dari yang dipikirkan oleh masyarakat awam.
Bagi politisi Gerindra Ferri Joko Juliantono selaku Wakil Ketua Umum melihat demikian seharusnya rakyat berani melawan. Demi mempertahankan harga diri dan mertabat bangsa, hanya jalan itu yang dapat ditempuh.
“Kita itu seharusnya berani melawan kartel-kartel korporasi untuk melawannya. Mereka kuat. Lihat rakyat, banyak di antara mereka orang-orang kecil yang semakin terpinggirkan. Dan untuk itu, kali ini sejarah memanggil kita kembali untuk menentukan sikap berani untuk tidak melindungi korporasi dan konglo yang anti rakyat,” ajaknya tegas, kemarin (19/04/2016), di Menteng, Jakarta Pusat.
Ferri juga menyindir bagaimana proyek-proyek yang ada juga telah terlihat hanya diperuntukkan bagi kalangan korporasi saja tanpa memikirkan dampak bagi rakyat kecil sekitar. Sebut saja perihal proyek kereta cepat yang beberapa waktu lalu diresmikan oleh pemerintahan Jokowi-JK.
Menurutnya, hal demikian sama saja seperti keadaan di mana reklamasi yang diperuntukkan untuk konglomerat yang ke depannya akan mengusir warga asli Jakarta.
Belum lagi proyek kereta cepat yang beberapa waktu lalu diperuntukkan korporasi lain. Dan dari itu orang-orang asli pun akan tersingkir demi proyek tersebut. Pun termasuk dengan warga Betawi yang kian tersingkir dari proyek reklamasi atau penggusuran-penggusuran. Dan semua ini hanya karena untuk kelompok tertentu saja,” katanya.
Perlu diketahui, bahwa proyek kereta cepat yang diresmikan oleh pemerintah dengan reklamasi yang saat ini dihentikan sementara adalah milik Asing atau korporasi Cina. Untuk kereta cepat, negara Sakura akhirnya kecewa dengan pemerintahan Jokowi-JK. Dan untuk reklamasi, warga Jakarta pun menolaknya. (Robi/voa-islam.com)