JAKARTA (voa-islam.com)- Aktivis dan juga mantan Staff Presiden menyatakan pesta poranya KPK dengan hasil yang belakangan ini bukan tolok ukur bahwa lembaga antirusuah tersebut berhasil. Pasalnya, kasus pembelian Sumber Waras yang telah banyak diperbincangkan adanya pelanggaran dan indikasi korupsi KPK tidak dapat mengatasinya. Tidak mampu mengeksekusi. Bahkan terkesan menyembunyikan sesuatu dari masyarakat.
Jika dalam kasus lain KPK pesta pora informasi ke publik, maka kasus sumber waras KPK menjadi ‘Korea Utara’, menyembunyikan informasi. Untuk pemanggilan saksi saja, kasus Sumber Waras menutup informasi. Apa kabar Basaria dan Saut komisioner. Perlu dikirim Aq**?” tulis Andi Arief dalam akun Twitter pribadi miliknya, @AndiArief_AA, Jum’at (29/04/2016).
Andi hanya berharp, dengan terangnya dugaan pelanggaran yang ada dalam pembelian lahan tersebut KPK tidak menjadi seperti lembaga yang di dalamnya ada para pemberontak karena tidak merasa puas dengan penyidikannya.
“Kita tidak berharap ada pemberontakan penyidik KPK pada komisionernya. Kelemahan penuntasan kasus non OTT, komisioner berkuasa penuh.”
Sebelumnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah mengeluarkan rilis bahwa telah adanya pelanggaran yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta di dalam pembelian lahan Sumber Waras. Di antaranya yang paling menonjol ialah tidak sesuainya tempat arau wilayah yang dibeli DKI. Selain itu, ditemukan pula adanya pemakaian hak untuk beroperasi baru dapat dilakukan setelag 2 tahun. Namun hingga saat ini, kasus yang banyak ditekan publik ini tidak terlihat keberlanjutannya oleh KPK.
Ada yang menduga KPK ditekan oleh penguasa di negeri ini. Ada yang mengatakan bahkan KPK sudah tidak bertaring lagi. Padahal KPK dahulu lah yang meminta diaudit pembeliaan lahan Sumber Waras tersebut. (Robi/voa-islam.com)