View Full Version
Selasa, 03 May 2016

Miskinnya Pribumi karena Pemerintah Berikan Hak Istimewa kepada Importir

JAKARTA (voa-islam.com)- Harga pangan yang mahal di Indonesia tidak bergaris lurus dengan adanya penurunan harga pangan dunia. Akibatnya daya beli dari masyarakat Indonesia sendiri pada umumnya mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Hal ini juga membuat inflasi yang cukup terlihat. Namun, menyikapi hal demikian pemerintah cenderung membiarkannya.

Pemerintah secara sengaja memperkaya para importir yang mengambil keuantungan berlipat-ganda dari menjual pangan mahal kepada rakyat Indonesia, sementara harga pangan dunia telah menurun secara tajam sejak 2014 lalu, namun di Indonesia hampir seluruh komponen pangan pokok mengalami kenaikan. Pemerintah tidak dapat mengendaikan inflasi bahkan cenderung membiarkannya.

Inflasi tertinggi terjadi pada harga pangan terumana kebutuhan pokok masyarakat. Akibatnya daya beli buruh dan masyarakat pada umumnya mengalami penurunan,” demikian siaran pers Salamuddin Daeng yang didapat voa-islam.com. Dan sampai dengan Februari 2016 harga pangan meningkat 7.6% (YoY). Kebijakan ini juga menurutnya telah menyebabkan pendapatan kaum buruh tergerus dalam dan tidak sebanding dengan kenaikan upah.

Belum lagi pemerintah yang seolah bersikap acuh terhdap tenaga kerja Asing yang jika dilihat telah seenaknya saja bekerja di Indonesia. “Bersamaan dengan proyek proyek yang dibiayai dana Asing sekaligus membawa tenaga kerja mereka dan merampas kesematan kerja pribumi. Akibatnya pengangguran semakin meningkat, pertumbuhan kesempatan kerja justru dimanfaatkan pekerja asing.

Bank dunia menyebutkan tahun 2016 terdapat lebih dari 3 juta anak muda Indonesia kehilangan harapan untuk bekerja karena tidak adanya kesempatan bekerja.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version