JAKARTA (voa-islam.com)- Sekda yang datang ke kampung Luar Batang beberapa hari lalu akibat dari kesombongan dan keangkuhan Pemda DKI Jakarta. DKI diduga berusaha menyuap warga atau tokoh warga Luar Batang dengan uang miliaran rupiah. Namun hal itu tidak berhasil.
Lantas Sekda hampiri Luar Batang, yang kemudian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sekda itu kemarin sudah diingatkan jangan turun ke kampung kita. Eh, dia turun. Ya sudah jangan salahkan anak-anak sini yang berlaku tidak semestinya. Itu tandanya kita tidak bisa diintimidasi oleh pihak Pemda,” kata salah satu warga Luar Bang, kemarin (3/04/20160, di depan Balai Kota, Jakarta.
Ia menyebut, apa yang dilakukan oleh Pemda tidak selalu dibenarkan, terlebih soal tanah. Karena tanah yang dimiliki negara menurutnya bukan berarti tanah itu milik pemerintah. Sebab itu, ia dan warga lainnya menghimbau agar ini dijadikan titik balik untuk melakukan perlawan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
“Tanah negara itu tidak selamany milik dan jadi punya pemerintah. itu tanah negara, ya, tanah rakyat. Dan jika nanti digusur, ini adalah titik perlawan warga Jakarta. Kami pun menolak reklamasi dan relokasi,” tambah orator tersebut.
Hal yang sama pun disampaikan dari GPI. Melalui perwakilannya ia mengatakan bahwa masyarakat Luar Batang melakukan aksi kali ini adalah perjuangan untuk NKRI.
GPI juga mengingatkan agar siapapun, termasuk polisi untuk tidak mematuhi pemimpin zholim. “Saya ingatkan, jangan pernah sesekali menjadi budak dari pemimpin zholim di negeri ini (DKI Jakarta). Ingat anak dan cucu-cucu kita, Pak Polisi. Dan kami tetap akan menghentikan Ahok sebagai pemimpin di DKI ini,” tegasnya, yang disambut gemuruh masss depan KPK. (Robi/voa-islam.com)