View Full Version
Sabtu, 07 May 2016

Bangun Spritual Bangsa Lebih Penting daripada Bangun Infrastruktur

JAKARTA (voa-islam.com)- Sebagai sebuah bangsa yang dibentuk berlandaskan pada nilai-nilai luhur dan dipandu oleh cita-cita adiluhung, kita dituntut untuk senantiasa melakukan rumusan ulang dan redefenisi terhadap setiap tahap sejarah, perkembangan situasi dan lingkungan secara akurat dan objektif.

“Jika tidak, maka dipastikan kita akan gagal dalam mengadaptasikan penerapan nilai-nilai luhur Pancasila dalam memimpin lompatan sejarah dan pertumbuhan peradaban umat manusia. Cita cita adiluhung bangsa kita juga pasti dihempas oleh badai sejarah jika tidak ada vision yang kuat terhadap masalah, ancaman dan tantangan yang sedang dihadapi,” demikian kata aktivis Haris Rusly dari Petisi 28, melalui siaran persnya yang diterima voa-islam.com.

Di dalam pembukaan UUD 1945, lanjutnya, mengamanatkan kepada kita untuk senantiasa bertanggungjawab menjaga jangan sampai pertumbuhan sejarah peradaban umat manusia justru bergerak terpisah dari landasan nilai-nilai luhur, yang menghadirkan penjajahan dan penindasan terhadap manusia. “Walaupun pertumbuhan sejarah selalu bergerak secara spiral, tapi kita harus menjaga agar gerak tersebut tidak menyimpang dari landasan nilai-nilai luhur (Ketuhanan, Kemanusian, Keadilan, Persatuan dan Kebersamaan).”

Untuk itu, maka menurutnya yang menjadi tujuan dari Proklamasi Kemerdekaan 1945 bukan untuk membangun alat-alat, perkakas, teknologi dan infrastruktur. Tujuan utama kita merdeka adalah untuk membangun manusia dan membangun bangsa, bangunlah jiwanya (spiritualitas), bangunlah badannya, "memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa". (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version