JAKARTA (voa-islam.com)- Kapitalisme yang kian menjamur di negeri ini namoaknya membuat resah sebagian besar masyarakat. Masyarakat pun “disamakan” seperti komuditas “harga” dalam memajukan sebuah bangsa: kapital.
Pembangunan alat-alat, pembangunan infrastruktur dan revolusi teknologi haruslah ditempatkan sebagai sarana prasarana, sebagai alat, yang diabdikan untuk membangun manusia dan membangun bangsa. Berbeda dengan kapitalisme yang menjadikan pembangunan infrastruktur dan revolusi teknologi tidak untuk membangun manusia dan bangsa, tapi sebagai komoditi dagang yang dibisniskan untuk memperkaya segelintir orang,” kata Haris Rusly dari Petisi 28, melalui siaran pers yang diterima voa-islam.com.
Ia juga menyatakan, dengan geliat kapitalisme yang sulit dibendung, seharusnya masyarakat lebih paka agar di kemudian hari tidak terjadi pergeseran nilai-nilai murni dari Indonesia.
“Harus menjaga agar jangan sampai pembaharuan dan kemajuan di level teknis dan alat-alat justru mengalahkan aspek yang strategis, yaitu mengasingkan manusia Indonesia dari nilai-nilai luhur. Jangan sampai pembangunan infrastruktur dan revolusi teknologi justru mengubur tujuan strategis dari revolusi kemerdekaan, yaitu untuk membangun manusia dan membangun bangsa.
Jangan sampai yang menjadi kewajiban dan tanggungjawab negara yang diamanatkan oleh sejarah dan konstitusi justru dijadikan sebagai komoditi dagang yang di-bisniskan.”
Secara filosofi, menurutnya pembangunan infrastruktur dan revolusi teknologi yang dibimbing oleh nilai-nilai luhur pasti akan menghadirkan keadilan sosial dan kemakmuran bangsa, menciptakan kemudahan-kemudahan kehidupan, mengurangi kerja-kerja fisik yang memperbudak manusia, serta menghadirkan kebersamaan melalui revolusi teknologi informasi.
“Namun, jika revolusi teknologi dan pembangunan infrastruktur yang tidak dilandasi oleh nilai-nilai luhur, dimonopoli dan dikendalikan oleh keserakahan, kapitalisme, maka yang terjadi justru seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno, ‘exploitation de I’homme par I’home dan explotation de I’nation par I’nation’ (penghisapan terhadap manusia oleh manusia dan penghisapan terhadap bangsa oleh bangsa).” (Robi/voa-islam.com)