JAKARTA (voa-islam.com)- Reformasi, merupakan bagian dari sejarah Indonesia. Perubahan untuk mencapai ke tingkat lebih baik dari masa-masa Orde Lama dan Orde Baru.
Saat itu, Amien Rais yang menjadi salah satu tokohnya, menginginkan pemimpin saat itu menanggalkan jabatannya. Akhirnya lahirlah reformasi itu.
Dalam perjalanannya, Amien mengatakan hal yang penting dari reformasi itu adalah tidak adanya jabatan kepala negara yang dijabat seperti era Orba, pun termasu Orla.
“Yang diamandemen pada waktu itu lebih ke soal kepemimpinan agar tidak terjadi berkali-kali memimpin Indonesia,” sampainya, Jum’at (13/05/2016), di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.
Ia mengaku, untuk soal Soeharto, sebetulnya ia tidak menginginkan penguasa 32 tahun itu dihukum sebagaimana yang diinginkan oleh orang ataupun oknum yang ada. “Yang membawa Pak Harto ke hukum itu adalah pahlawan kesiangan,” sambungnya.
Selain itu, amandemen merupakan agenda utama dalam reformasi, mengembalikan TNI (baca: ABRI pada saat itu) ke barak pun merupakan agenda selanjutnya.
Otonomi ia sebutkan juga termasuk demikian, yakni otonomi yang luas. Namun ia menyayangkan yang terjadi saat ini di mana otonomi itu sudah di luar harapannya.
“ABRI kembalikan ke pokoknya. Hasilkan otonomi yang cukup luas. Dan pada saat itu bayangan kami adalah hanya di level provinsi. Bukan seperti sekarang yang sudah kebablasan hingga mencapai Kabupaten dan Kota. Dan untuk otonomi itu saya rasa jelas. Tidak seperti masa Orba yang sentralistik,” jelasnya. (Robi/voa-islam.com)