JAKARTA (voa-islam.com)- Isu yang pernah dibantah oleh pejabat karena dugaan adanya kepala negara acapkali “duduk mesar” dengan komunis atau negara yang berhalauan komunis nampaknya harus diamati baik-baik. Dan inilah kisah, sejarah, dan fakta menurut Prof. Sri Bintang Pamungkas, aktivis dan pengamat sekaligus politisi:
“Lewat jaringan mafia Cina dan Kristen karismatik karirnya untuk ikut Pilpres 2014 sudah disiapkan. Nama Hebertus yang dikabarkan orang pernah disandangnya tentu bukan omong kosong. Sewaktu menjadi Walikota Solo, ¾ dana Bansos jatuh ke tangan non muslim; demikian pula jabatan-jabatan di lingkungan Kecamatan dan Kelurahan. Bantuan dari Wakil Walikota FX Rudiatmo tentu sangat membantu. Demikian pula preman-preman Pak Wali selalu membuat rebut dengan pihak MUI dan aktivis Islam Solo.
Begitu selesai pelantikan yang dihadiri tokoh-tokoh Cina, Joko segera melapor ke RRC sekaligus untuk mendukung jalan sutra laut RRC dengan tol laut serta poros maritimnya. Sehingga mudah bagi RRC untuk memastikan armadanya ke wilayah-wilayah perairan Indonesia.
Disusul dengan kesepakatan-kesepakatan rahasia tanpa pemberitahuan kepada DPR RI berkaitan dengan investasi RRC, miliaran dolar utang RI dan pengiriman jutaan buruh Cina RRC ke Indonesia; termasuk proyek kereta api cepat Cina, Jakarta-Bandung; dengan dana pinjaman Cina yang mahalnya tiga kali lipat.
Penghambaan Joko kepada komunis Cina tidak bisa dipisahkan dari sejarah di jaman PKI menjelang peristiwa 65; serta mimpi-mimpi Megawati dengan PDIP-nya untuk mewujudkan Nasakom di Negara Pancasila Indonesia. juga tidak boleh dilupakan poros Jakarta-Beijing-Moscow-Pyong Yang yang sudah dirintis Mega ketika menjadi Presiden RI 2001-2004.
Rencana pemanfaatan kepada PKI; ganti rugi terhadap korban-korban 65; munculnya komunis gaya baru/KGB sekarang ini; larangan menindak para pengikut KGB; dan perintah penggalian kuburan missal orang-orang PKI, menunjukkan Joko mirip sekali dengan Ketua Politbiro partai Komunis RRC, yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur Jendral RRC untuk Indonesia.”
Demikian pendapat SBP yang voa-islam.com dapatkan saat berada di depan gedung DPR/MPR beberapa waktu lalu. Dan pandangnnya itu pun telah ia bagikan juga dengan para pengendara atau masyarakat sekitar. (Robi/voa-islam.com)