JAKARTA (voa-islam.com)- Seorang pengamat menyoroti sikap dan perilaku Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok selama memimpin warga. Salah satunya yang menurutnya cukup krusial selama menjabat yakni Ahok mempunyai sikap yang tidak ingin merasa bersalah dan akhirnya menyalahkan orang lain.
“Itu biasa sikap seperti itu, yakni jika dia salah, justru orang yang disalahkannya,” kata Muchtar Effendi Harahap dari Network for South East Asian Studies (NSEAS), beberapa lalu, di Menteng, Jakarta. Dan baginya, memiliki sikap seperti ini, Ahok bagusnya ditumakzulkan sebagai Gubernur.
Selain itu, ia juga melihat sikap dan perilaku Ahok tidak seperti pemimpin, dengan tidak adanya kerjasama yang baik antara wakil rakyat. Seharusnya, lanjutnya, mantan Bupati Bangka Belitung itu menciptakan suasana kondusif, aman bagi kelancaran program-program di DKI.
“Gubernur DKI itu tidak boleh konflik dengan DPRD. Dan ini ada teorinya. Jika hal tersebut terus dipelihara, maka baiknya dimakzulkan saja. Daripada DPRD disebut sarang mafia tanpa alasan dan bukti nyata,” tambahnya.
Ahok juga dinilai olehnya mempunyai sikap bak preman atau orang yang jauh dari pendidikan. Misalnya saja Ahok disebut olehnya sesekali mengancam lembaga yang ia tidak sepakat dari apa yang diketahui.
“Kemudian ia sudah pernah ancam Komisis Pemilihan Umum (KPU) jika ia akhirnya tidak lolos sebagai Cagub. Ini saya punya datanya ia berbicara itu,” sambungnya.
Oleh karena itu, jika ada hal-hal yang tidak menyenangkan terjadi beberapa belakangan ini, seperti warga menolak dan mendemo Ahok turun, itu adalah salah petahana tersebut, termasuk tidak menyukai Cina. (Robi/voa-islam.com)