JAKARTA (voa-islam.com)- Aktivis senior mengkritisi awak media yang menurutnya tidak memiliki pengetahuan mumpuni. Awak media seperti ini juga ia kritik karena apa yang disampaikan oleh narasumber umumnya tidak dijadikan pemahaman tersendiri.
“Ini ada reporter media yang tidak punya pengetahuan tentang yang dikemukakan narasumber. Contoh, soal membangun Jakarta tanpa APBD,” kata Andi Arief, dalam akun Twitter pribadi miliknya, siang ini.
Hal seperti itu juga Andi katakan persis saat masa-masa kampanye, di mana saat itu ada awak media yang menuliskan akan menjadikan salah satu kali di Jakarta dapat diminum. “Persis saat kampanye, reporter asal menulis statement basi seperti air kali Ciliwung akan disulap bisa diminum. Alasannya teknologi sudah ada.”
Menurut mantan Staaf Presiden SBY ini, seharusnya awak media mampu mempunyai kemampuan mengendalikan sesuatu yang dinilai bohong. Dan media juga seharusnya tidak mengedepankan ‘asal tulis’, melainkan juga harus mampu banyak bertanya.
“Reporter media harus punya kemampuan untuk meredam ide-ide bohong berkelanjutan dengan pertanyaan, bukan asal tulis.” Dan contoh yang kemungkinan paling menonjol ialah, di mana membangun Jakarta tanpa menggunakan anggaran Negara yang ada.
Sedangkan untuk soal lain saja, menurut Andi menggunakan tanpa adanya prosedur yang jelas, seperti pembelian lahan Sumber Waras.
“Bagaimana mau tanpa APBD membangun Jakarta, membeli lahan Sumber Waras saja kutak kutik NJOP.” (Robi/voa-islam.com)