JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat politik mengatakan saat ini pemimpin negara nampak tidak terlihat peduli dalam mengatasi berbagai konflik, salah satunya konflik sosial yang tengah terjadi belakangan ini. Bahkan ada yang mencoba meneriakkan pilar-pilar atau konstitusi negara. Tetapi sejatinya sedang merendahkan pilar dan konstitusi itu.
"Kini, tak ada lagi norma dan nilai yang menjadi pegangan, landasan, juga panduan dalam mengatasi konflik sosial politik. Banyak orang berteriak membela Pancasila, tapi perbuatannya sama sekali tak mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila," kata Haris Rusly, beberapa waktu lalu melalui siaran persnya yang didapan voa-islam.com.
Yang terlihat menurutnya justru kemunafikan dan tebar manipulasi agar dikatakan publik hebat.
$Kini, yang tersaji di depan mata kita adalah adu kekuatan, adu kecurangan, adu fitnah, rekayasa isu, manipulasi informasi, adu kehebatan memanipulasi dan menipu, serta adu kekayaan dan kekuatan uang sebagai senjata dalam memenangkan perebutan jabatan negara, Parpol dan Ormas."
Untuk para tokoh, apapun itu namanya, jika tidak peduli dengan perilaku pemimpin seperti itu, maka kehancuran lagi-lagi akan mendekati bangsa dan negara.
"Ketika tak ada lagi norma dan nilai yang menjadi panduan dalam bernegara, ketika kaum intelektual, ulama dan rohaniawan telah berdiri di atas kaki 'kepentingan sempit', tak lagi berdiri di atas kebenaran dan nilai-nilai, maka terompet sangkakala perang saudara itu telah ditiup."
Dan hematnya, bisa saja hal itu terjadi karena reformasi yang seharusnya adalah perubahan, tetapi tidak demikian.
"Tampaknya 'sebab-sebab' yang kita tabur selama 18 tahun reformasi akan segera kita tuai 'akibat'-nya pada waktu dekat ini. Sekali lagi, bangunan sistem negara reformasi akan segera runtuh." (Robi/voa-islam.com)