JAKARTA (voa-islam.com)- Band musik diperbolehkan untuk konser di wilayah KPK. Namun, mengapa aksi massa untuk demo saja tidak diperbolehkan? Padahal sama-sama sebabkan macet, jika alasan itu yang dipakai aparat kepolisian. Demikian pertanyaan aktivis, Ratna Sarumpaet.
"Kata kalian, polisi, kami demo di depan KPK menyebabkan macet. Tapi kenapa saat ada konser SLANK, kalian tidak melarangnya juga jika macet adalah alasannya?" tanyanya, Kamis (2/06/2016).
Polisi dihimbau olehnya agar tahu diri. Polisi adalah abdi negara yang harus berpihak kepada rakyat, bukan sebaliknya. Atau justru berpihak kepada kepentingan Asing/Aseng.
"Saya ingatkan polisi. Kalian itu abdi negara. Kamilah yang gaji kalian dari pajak-pajak kami. 1X24 jam, coba pertanyakan hati kalian itu. Siapa kalian, orang Indonesiakah? Apa mau hanya diperbudak oleh Aseng?" katanya.
Sebelumnya, Ratna, Ahmad Dhani, dan yang lainnya menyambangi Polda Metro untuk meminta klarifikasi soal pelarangan aksi panggung dan demo di KPK. Namun, sesampainya di sana, Ratna menceritakan tidak ada satupun pejabat polisi yang berani menemuinya. Bahkan di lapangan pun, Ratna juga telah menjelaskan bahwa aksinya ini telah mendapatkan ijin dari kepolisian. Sayang, saat di lapangan berkata lain.
"Kami ke Polda. Tapi tidak ada pejabat Polri yang berani menemui saya. Ada apa?" akunya. Demo anti Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membuat institusi Polri pecah? (Robi/voa-islam.com)