JAKARTA (voa-islam.com)- Adanya dugaan mafia dalam kegiatan impor BBM sehingga terbentuknya sebuah harga itu benar adanya.
"Selain pemerintah mengambil keuntungan yang luar biasa besarnya dari dagang BBM import, pasti terbentuknya harga solar Rp. 5150/liter ini akibat para mafia impor BBM yang ada di sekeliling Joko Widodo. Menginginkan agar solar tetap dijual pada harga Rp. 5150/liter, karena maklum saja para mafia importir BBM bisa amblas alias rugi besar, saat trading harga BBM jenis solar masih tinggi," demikian kata Arief Poyuono melalui siaran persnya.
Ia juga menyatakan, kepentingan Asing pun ikut "bermain" dalam ranah penjualan BBM.
"Begitu juga penetapan harga solar HSD sebesar Rp. 5150/liter dan harga Premium sebesar Rp. 6450/liter yang tidak lepas dari kepentingan perusahaan Asing, yakni dengan menjual BBM di Indonesia secara langsung melalui POM bensin."
Sebenarnya, pemerintah menurutnya dari penjualan BBM itu sudah untung banyak sekali. "Bagaimana tidak BBM import yang katanya disubsidi Rp. 1000/liter dikonsumsi masyrakat itu dikenakan pajak pertambahan nilai 10 persen. Kan ini lucu ada nilai tambah apa yang harus dibebankan pajak pada BBM impor. Kalau BBM dibuat di sini baru bisa dikenakan PPN."
Hal tersebut pun menurutnya dapat merugikan masyarakat banyak, khususnya para penguasaha angkutan umum.
"Jika dibandingkan dengan harga jual Solar Patra Niaga dengan Harga solar di POM Pertamina Bensin jelas ini ada ketidakberesan dalam tata niaga solar. Dan ini berakibat pada kerugian yang dialami oleh masyarakat dan khususnya perusahaan transportasi darat."
Anggota Dewan dihimbau olehnya agar bersuara melihat kerugian tersebut. "DPR juga jangan diam saja. Bentuk Pansus harga BBM panggil semua pihak yang terkait. Sebab ini sudah bisa jadi awal kalau kuatnya mafia Migas mengatur harga dalam tata niaga BBM." (Robi/voa-islam.com)