JAKARTA (voa-islam.com)- Total utang pemerintah RI hingga Maret lalu mencapai Rp. 3.272 triliun. Terdiri dari pinjaman sebesar Rp. 750,16 triliun dan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp. 2.521,66 triliun. Melihat kondisi tersebut, Gerindra meminta pemerintah sehausnya segera bangun agar Rupiah tidak semakin terpuruk.
“Seharusnya Pemerintah sadar, posisi tersebut sangat berisiko menjebak nilai tukar rupiah ke posisi paling dalam. Bunga utang sudah melebihi subsidi, terutama BBM yang selama ini dianggap Pemerintah sebagai beban paling besar pada belanja APBN,” tulis akun resmi Gerindra di Twitter.
Utang paling besar itu di tangan pemerintah Pusat, yakni sebesar Rp. 3000 triliun.
“Jika dilihat tidak ada dampak yang signifikan utang terhadap pengelolaan defisit APBN yang lebih baik. Tahun 2015 saja, realisasi defisit APBNP mencapai Rp292,1 triliun (2,93 persen dari PDB), meleset dari target sebesar 1,9 persen dari PDB, sehingga tidak ada relevansi utang selama ini. Jika kita hitung, proporsi pinjaman luar negeri lebih dari 90 persen dari total pinjaman pemerintah Pusat. Yang terdiri dari pinjaman bilateral, multilateral, dan bank komersil.”
Itu semua akan menggerus penerimaan hasil ekspor kita yang masih relatif stagnan, rasio utang terhadap penerimaan ekspor yang masih di atas 50 persen, dan juga cadangan devisa yang saat ini ada di posisi mengkhawatirkan dikisaran USD107 miliar.
“Seharusnya Pemerintah melakukan cara untuk mencari jalan keluar dalam menutup pembiayaan defisit APBN yang di tahun 2016 sebesar 2,2 persen.” (Robi/voa-islam.com)