JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat politik, Haris Rusly menyatakan bahwa kekuatan besar sebuah bangsa bukan saja terletak dalam ranah lahiriah saja, melainkan sejatinya terletak pada jiwa/karakternya.
"Kekuatan terbesar dari sebuah bangsa tidak terletak pada kekuatan lahiriah, seperti luas wilayah, jumlah penduduk dan sumber daya alam yang dimilikinya. Sesungguhnya, kekuatan terdahsyat dari sebuah bangsa terletak pada kekuatan jiwanya yang membentuk karakter atau kepribadiannya," katanya, melalui rilis yang diterima voa-islam.com.
Hal ini pun senada dengan ucapan mantan Presiden pertama RI, Soekarno yang mengatakan, "....membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun tekhnik, membangun pertahanan, adalah yang pertama-tama dan pada tahap utamanya adalah membangun jiwa bangsa, bukankah demikian? Tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar tidak akan dapat mungkin akan mencapai tujuannya, inilah perlunya, sekali lagi mutlak perlunya, nation character building….”
Aktivis dari Petisi 28 ini juga menyatakan bahwa sebuah bangsa akan lemah jika ternyata jiwanya sedang lemah. Baik manusia sebagai individu maupun sebuah bangsa, jika jiwanya sedang bermasalah, pasti kekuatannya jadi lumpuh dan mudah ditaklukan.
"Tapi, jika ia mampu menemukan kembali kemurnian jiwanya yang hilang, yang menjadi jati dirinya, maka kekuatan energinya akan kembali muncul di dalam dirinya." (Robi/voa-islam.com)