JAKARTA (voa-islam.com)- Adanya himbaun atau maklumat bahwa masyarakat yang berpuasa harus dapat menghargai orang yang tidak puasa dinilai akan membuat kisruh dan lepas tanggungjawab seorang muslim dengan agamanya. Saking adanya kata 'menghormati', umat Islam yang tidak puasa ke depannya tidak akan malu-malu menunjukkan bahwa dirinya memang sedang tidak berpuasa.
Seharusnya, yang dilakukan oleh pembuat himbaun itu bagaimana seorang muslim atau umat Islam menjalankan agamanya, bukan justru membuat lupa bahwa mereka sedang melupakan agamanya.
"Bagi umat muslim berpuasa itu termasuk rukun Islam, sehingga saling mengingatkan untuk berpuasa itu keharusan. Gagasan 'Hargai Yang Tidak Puasa', bisa membuat umat Muslim yang tidak jalankan rukun Islam, tidak berpuasa, bisa tidak malu-malu lagi pertontonkan diri," kata Ferry Koto, salah satu pegiat usaha syariah dalam akun Twitter pribadi miliknya.
Bahkan menurut Ferry, bisa jadi umat Islam yang tidak puasa, pun dengan umat lainnya akan meminta hak mereka karena adanya himbauan yang dikeluarkan pemerintah Pusat.
"Mereka tidak akan malu lagi tidak menjalankan ibadah puasa. Dan malah mereka akan dengan bangga menuntut 'Hargai yang Tidak Puasa!"
Seperti diketahui, adanya kabar atau himbauan tersebut diucapkan oleh Kementerian Agama RI, Lukman Hakim Saefuddin. Atas pernyataan Lukman tersebut, diduga bahkan telah ada masyarakat umum yang menjalankan himbauan tersebut agar yang puasa menghormati yang tidak berpuasa. Bagaimana dengan agama lain yang menjalankan ibadahnya dengan ada umat Islam? (Robi/voa-islam.com)