View Full Version
Kamis, 16 Jun 2016

Pemuda Muhammadiyah: Pedagang Diatur Bukanya Saat Ramadhan adalah Bentuk Toleransi

JAKARTA (voa-islam.com)- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Simanjuntak mengingatkan agar jangan buru-buru menyalahkan Perda yang telah tercipta, terlebih di bulan suci Ramadhan.

Perda yang tercipta itu justru menurutnya adalah bentuk dari toleransi dan mempunyai sisi lain yang unik.

"Jadi jangan tiba-tiba menyalahkan itu yang buat kebijakan warung dibatasi tutupnya tidak toleran, justru sangat toleran. Itu unik, lho. Eksotisme kultural," tulisnya, pada akun Twitter pribadi miliknya, kemarin.

Dahnil juga menyatakan bahwa media-media yang memberitakan seoalah Perda itu bermasalah sangat berlebihan. "Yang lebay itu ketika reaksi media. Pemerintah Pusat seolah menyalahkan eksotisme kultural yang belum di-kapitalisasi. Dan lebay juga razia-razia yang tak kreatif itu."

Karena itu, untuk warung yang buka memang demikian adanya, yakni diatur waktunya. "Warung diatur jam bukanya, atau warung buka ditambahkan dengan pesan-pesan penghormatan kepada yang berpuasa dan lain-lain. Itu kan bisa menjadi eksotisme kultural."

Sebelumnya ada beberapa persoalan yang cukup mengusik umat Islam di tengah bulan suci Ramadhan ini. Di antara yang mungkin sangat diingat adalah ketika Satpol PP daerah Serang, Banten merazia warung makan yang buka di siang hari. Akibat dari razia "menghebohkan" itu, lantas ada oknum yang mencoba mengaitkannya dengan Perda daerah setempat, atau yang lebih tepat aturan bersama tersebut.  (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version