View Full Version
Kamis, 30 Jun 2016

Brexit, adalah Bentuk Nasioanalisme Inggris Sesungguhnya

JAKARTA (voa-islam.com)- Apa yang tengah terjadi (Brexit) dengan negara Inggris sebetulnya dapat dilihat betapa nasionalisnya mereka terhadap bangsa sendiri. Mereka kembali ke "habitat" karena saat ini globalisasi tidak menjanjikan bagi rakyat Inggris.

"Apa yang kita saksikan dalam peristiwa Brexit ini merupakan suatu contoh bahwa negara di dunia sekarang kembali ke nasionalisme mereka masing masing. Ini juga berarti berakhirnya kepercayaan terhadap globalisasi dan internasionalisme," kata pengamat ekonomi dan politik, Salamuddin Daeng, dalam siaran pers yang didapat voa-islam.com.

Organisasi dalam globalisasi menurut Daeng telah gagal mengakomodir negara-negara yang bergabung di dalamnya. Sehingga yang terjadi adalah kekacauan dan krisis.

"Seluruh organsiasi internasional yang menaungi globalisasi seperti WTO, G20, APEC, telah gagal melahirkan keseimbangan global baru. Justru yang terjadi adalah kekacauan dan krisis yang terjadi dalam tempo yang semakin cepat, setelah krisis 98' melanda Asia. Krisis 2008 melanda Amerika Serikat dan Uni Eropa dan krisis 2014 melanda Cina."

Menurutnya, setelah ini kemungkinan besar Inggris akan kembali membangun "kerajaan" yang dirasa cukup membangun negeri secara mandiri.

"Inggris kembali kepada kerajaan Britania Raya, dengan The Commonwealth yang beranggotakan 53 negara di enam benua yang berpenghuni dengan jumlah populasi mencapai 2,1 miliar. Inggris tetap menjadi kekauatan nasionalis yang besar dan kembali kepada konstitusi kerajaan meraka." (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version