View Full Version
Selasa, 12 Jul 2016

Takut Jabatannya Hilang, Orang Dekat Ogah Ingatkan Revolusi Mental ke Jokowi?

JAKARTA (voa-islam.com)- Gaung revolusi mental yang disuarakan oleh pemerintahan saat ini nampaknya hanya sebatas di bibir saja. Pasalnya, gauang ini dinilai hingga saat sekarang tidak dapat menyentuh substansi revolusi mental itu sendiri. Sebagai contoh di bulan Ramadhan lalu, di mana menurut pengamat politik, Hendri Satrio seharusnya dapat dijadikan momen perubahan. Akan tetapi, justru sebaliknya: tidak ditemukannya out put dari revolusi mental tersebut.

"Kampanye komunikasi Gerakan revolusi mental hanya muncul di akhir 2015, setelah itu menghilang, bahkan tidak muncul selama Ramadhan," katanya, melalui akun Twitter pribadi miliknya, beberapa waktu lalu.

Pengamat dari universitas Paramadina ini mengatakan, bahwa momen bulan puasa sebetulnya dapan dijadikan seiring berjalan dengan revolusi mental-nya Jokowi dan pemerintahan.

"Padahal, Ramadhan sangat sejalan dengan prilaku di Gerakan Revolusi Mental! Orang dekatnya gak ada yang ngingetin, sih."

Hendri, lanjutnya, seharusnya orang terdekat mengingatkan kembali apa itu revolusi mental. Ia juga berharap, kealpaan semoga memang datang dari orang terdekatnya, daripada dinilai tidak berani mengingatkan.

"Mudah-mudahan hanya lupa bukan karena tidak berani mengingatkan, mmm..., mungkin takut jabatan komisarisnya hilang? Semoga Indonesia membesar dan berjaya!" (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version