View Full Version
Selasa, 12 Jul 2016

Kejar Target Belanja Negara dan Atasi Bobroknya Ekonomi, Jokowi Butuh Utang Rp. 800 Triliun

JAKARTA (voa-islam.com)- Kondisi ekonomi saat ini tidak dapat dijadikan pijakan utama untuk menyedot migas dan penerimaan sumber daya sebagai indikasi untuk mengatasi ekonomi.

"Jika kita berpijak dan dasarnya pada penerimaan miga dan penerimaan SDA sebagai indikator utama ekonomi Indonesia, penetapan target penerimaan negara Jokowi dalam APBNP 2016 sebesar Rp. 1.786 triliun atau meningkat dari realisasi 2015 yakni Rp. 1.491 triliun, merupakan target yang kurang masuk akal. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi Indonesia tahun 2016 terus memburuk dibandingkan tahun 2015," kata pengamat ekonomi dan politik Salamuddin Daeng, melalui siaran persnya.

Padahal, menurutnya utang pemerintah kian tahun membengkak. Kisaran naiknya cukup tinggi, yakni di atas 8 persen. Hal ini tentu ia nilai akan menambah beban negara di masa-masa akan datang.

"Target utang pemerintah dalam APBNP 2016 sebesar Rp. 296,7 triliun mengalami peningkatan dari APBN 2016 Rp. 273,2 triliun atau meningkat sebesar 8,6 persen. Selain akan menabah beban negara di masa mendatang, juga tidak akan menutup defisit anggaran pemerintahan Jokowi yang sangat besar."

Dan untuk mengatasi soal perekonomian mau tidak mau Jokowi dan pemerintahannya kembali akan membutuhkan utang yang terbilang cukup besar. Sehingga, menutup ekonomi dan mengejar belanja negara setidaknya butuh hampir 800 triliun.

"Untuk mengejar target belanja Negara Rp.  2.082 triliun. Pemerintahan Jokowi membutuhkan utang yang sangat besar. Bila melihat kondisi ekonomi sekarang, penerimaan negara dari pajak tidak akan lebih dari  Rp. 1.100 trilun.

Dan penerimaan negara bukan pajak tidak lebih dari Rp. 100 triliun. Dengan demikian untuk mengejar target belanja Negara super besar tersebut pemerintahan Jokowi membutuhkan utang sekitar Rp. 800 triliun atau sebesar 6,9 persen Gross Demostic Product (GDP)."

Ia pun berharap agar pemerintahan ini mampu bangun dari banyaknya keterpurukan yang dibuat dan terjadi. "Semoga Pak Presiden Jokowi dan kabinetnya segara siuman, bangun dari mimpin yang panjang. Sudah 2 tahun loh mimpinya." (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version