JAKARTA (voa-islam.com)- Lembaga survey yang baru saja merilis hasil penemuannya diminta agar ingat masa-masa Pilkada lalu, yakni pada tahun 2012. Saat itu, pasangan Jokowi-Ahok menurut survey suara mereka di bawah Fauzi Bowo dan pasangan. Akhirnya yang melakukan survey terbalik dengan hasil nyatanya.
"PDIP belum menentukan. Yang jelas, survey janganlah lupa lihat beberapa tahun lalu bagaimana anomali saat itu dalam Pilkada tahun 2012. Saat itu ada lembaga survey pula yang merilis bahwa Jokow-Ahok hanya mendapatakan 14 persen. Itu dilakukan pada tanggal 21 Maret. Tapi akhirnya justru suara Jokowi-Ahok yang melambung. Lembaga survey itu malu," kata Ahmad Basarah, saat launching survey Saiful Mujani Reserch and Consulting (SMRC), Kamis (21/07/2016), di Jakarta.
Atas fakta-fakta itu, ia mengatakan bahwa apa yang dilakukuan SMRC adalah kontemporer. "Survey ini bukan jawaban permanen. Masih ada 6 bulan ke depan lagi untuk menjawabnya," sambungnya.
Atas alasan tersebut, PDIP belum menentukan mendukung atau tidak mendukung. "Karena kami tidak ingin pragmatis di dalam Pilkada. Apalagi sudah jatuh tertiban tangga pula," tambahnya.
Ahmad Basarah mengatakan, apapun yang dirilis saat ini oleh SMRC, PDIP tidak akan tergiur oleh Ahok. PDIP akan tetap menunggu proses yang katanya saat ini sedang digodok di DPP. (Robi/voa-islam.com)