View Full Version
Sabtu, 23 Jul 2016

Antara Macet, Sindikat, dan Kartel untuk Produk Asing di Era Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com)- Aktivis dari Petisi 28, Haris Rusly mencoba menguraikan bagaimana pemerintahan yang diduga olehnya membuka tangan seluasnya bagi kepentingan Asing. Selain itu pemerintah diduga memainkan peran konspirasi yang ada.

Berikut opininya yang didapat voa-islam.com melalui pesan singkat:

"Kemacetan di saat perayaan hari besar agama memang telah menjadi tradisi, sebagaimana tradisi ketupat dan opor ayam yang selau melekat pada setiap lebaran Idul Fitri. Tak ada mudik lebaran tanpa kemacetan.

Namun rasanya agak aneh, jika mengenang kembali peristiwa kemacetan di luar kebiasaan yang terjadi di saat perayaan hari raya Natal, Desember 2015. Tak pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya ketika liburan perayaan hari raya Natal, diwarnai horor kemacetan sepanjang jalan Cikampek hingga Cipularang.

Kala itu, alasan terjadinya kemacetan lantaran belum dioperasikannya pintu tol Brebes (Brexit). Di saat liburan perayaan hari raya Idul Fitri, Juli 2016, horor kemacetan tersebut kembali terulang meneror para pemudik.

Kali ini horor kemacetan terparah sepanjang sepuluh tahun terakhir justru berpindah dari Cipularang ke Brexit (pintu keluar tol di Brebes) yang memakan tumbal berupa korban nyawa tak berdosa sejumlah 18 orang.

Dua peristiwa kemacetan tak biasa tersebut tentu mengundang tanya. Ada masalah apa? Apakah benar asumsi publik terkait adanya ketidakmampuan atau mis-managamen yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo dalam mempersiapkan pelayanan publik yang memadai dalam menyambut perayaan hari besar agama?

Ataukah jangan-jangan kemacetan parah tersebut adalah sebuah rekayasa produk konspirasi dan persengkongkolan para sindikat dan kartel ekonomi, sebagaimana konspirasi merekayasa kenaikan harga kebutuhan pokok di luar kewajaran untuk menciptakan pembenaran faktual bagi kebijakan impor....." (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version