JAKARTA (voa-islam.com)--Informasi mengenai testimoni Freddy Budiman yang dituturkan oleh Koordinator Kontras Haris Azhar saat ini menjadi viral di media sosial dan pesan pendek. Rozaq Asyhari.
Advokat publik dari Pusat Advokasi Hukum dan HAM (PAHAM) Indonesia, mendorong agar penegak hukum memanfaatkan informasi tersebut untuk membongkar mafia hukum yang membantu peredaran narkoba.
“Bisa jadi ini merupakan informasi awal sebagai pintu masuk membongkar mafia hukum yang membantu peredaran narkoba. Informasi dari Haris Azhar seolah menjadi jawaban kenapa selama ini Freddy Budiman bisa mengendalikan peredaran narkoba dari lapas, dan bahkan pernah memproduksi narkoba dari dalam lapas. Tentunya itu tidak akan bisa dilakukan tanpa ada yang membantu,” papar Sekjen PAHAM Indonesia tersebut.
Lebih lanjut Rozaq Asyhari mendorong agar penegak hukum melakukan pendalaman mengenai dana yang sempat disinggung oleh Freddy Budiman.
“Bila uang yang beredar mencapai 450 Milyar, sangat mungkin untuk ditelusuri. Bila serius mau mengungkap persoalan ini penegak hukum bisa mengajak PPATK (Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan) untuk melakukan tracking aliran uang dari jaringan Freddy, mereka bisa follow the money untuk mengungkap persoalan ini. Apalagi PPATK pernah menemukan transaksi bandar narkoba senilai 3,6 Trilyun,” terang dia.
Rozaq menganggap hal ini adalah persoalan serius yang harus mendapatkan perhatian dari Presiden Joko Widodo.
“Komitmen anti-narkoba tidak hanya bisa dibuktikan dengan melakukan eksekusi mati terhadap para bandar narkoba. Lebih dari dari itu oknum penegak hukum, TNI, bea cukai hingga sipir yang turut serta membatu peredaran narkoba juga harus ditindak. Ini kan seperti pagar makan tanaman, oleh karenanya Presiden perlu turun tangan untuk menunjukkan komitmennya dalam memberantas narkoba” ujar kandidat doktor dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia tersebut.
“Uang yang diberikan Freddy itu adalah suap, dampaknya negara kita dibanjiri oleh narkoba. Seharusnya KPK juga serius menanggapi informasi ini. Karena kerugian bukan hanya materiil, ini berkaitan nyawa puluhan orang yang mati setiap harinya. Lebih penting dari itu ini menyangkut masa depan bangsa” tukasnya. * [Syaf/voa-islam.com]